ROHUL – Masih masifnya tingkat kematian dan penularan COVID-19 di Kabupaten Rokan Hulu (Rohul), membuat Tim Satgas Penanganan COVID-19 di Rohul harus mengambil langkah yang luar biasa.
Fokus Tim Satgas COVID-19 Rohul kedepannya mengevaluasi data COVID-19, alur pelayanan pasien COVID-19 dan meingkatkan 3T, yaitu Testing, Tracing dan Treatment. Rapat Evaluasi itu dipimpin Plh Bupati Rohul HAbdul Haris, di Lantai III Kantor Bupati Rohul.
Turut juga dihadiri Kapolres Rohul AKBP Taufiq Lukman Nurhidayat SIK MH, Kadiskes Rohul dr Bambang, Kabid P2P Darmadi Lubis, Dokter Penanggungjawab Pelayanan, 4 Pimpinan RS Rujukan Covid-19 dan 22 Kapus se Rohul.
Plh Bupati Rohul Abdul Haris mengatakan, Rapat dengan 4 Pimpinan Rumah Sakit Rujukan yang menjadi pelayanan dan perawatan COVID-19 di Rohul berserta 22 Pimpinan Puskesmas, untuk membahas bagaimana menyikapi tingginya angka kematian pasien COVID-19 di Rokan Hulu yang sudah mencapai 5% dari yang terkonfirmasi.
Lanjut Haris, Pemerintah Pusat menyebut ada tiga faktor penyebab tingginya kasus kematian akibat COVID-19, pertama terlambatnya Pasien Covid-19 dikirim ke Fasilitas Kesehatan. Kedua, sudah di Faskes tapi terlambat penanganannya dalam kajian perawatan dan pemberian obat. Ketiga, Banyak kasus Terkonfirmasi dimasyarakat berusia lanjut yang disertai Komorbit.
“Ini yang kita sikapi dengan bagaimana membenahi atau menyempurnakan SOP terhadap penanganan pasien COVID-19 mulai yang bergejala, tidak bergejala atau gejala ringan yang melakukan isolasi Mandiri di tempat dan juga bagi yang bergejala sedang dan berat dirawat di rumah sakit,” ujarnya
“Kita juga melakukan evaluasi terhadap ketersediaan obat, dan alhamdulillah obat mencukupi dan stoknya tersedia,” tambah Plh Bupati.
Lanjut Haris, Tim Satgas juga melakukan kesepakatan dengan Puskesmas dan RS, untuk melakukan percepatan penanganan bagi masyarakat yang kontak erat dan juga melakukan Tracing untuk mengetahui lebih awal masyarakat yang terkonfirmasi positif agar lebih mudah untuk melakukan Treatment.
“Untuk tempat tidur hari ini kita melakukan penambahan, Selain tempat tidur ICU dan juga tekanan negatif yang ada di RSUD Rohul, yang sudah disiapkan, juga ada penambahan tempat tidur sebelumnya ada 43 tempat tidur sekarang di RSUD Rohul sudah ada 55 tempat tidur yang kita siapkan,” ujarnya
“Selain itu juga masih akan kita lakukan penambahan seperti di RS Surya Insani masih ada kemungkinan sedang dipersiapkan 10 ruangan dan RSUD Rohul masih ada penambahan 10 ruangan lagi untuk perawatan Pasien Covid-19,” tambah Haris
Sementara itu, Kapolres Rohul AKBP Taufiq Lukman Nurhidayat SIK MH mengaku terkait 24 kasus kematian pada bulan Mei 2021.
Ia meminta kepada petugas Puskesmas dan Bhabinkamtibmas untuk melakukan tracing contak yang pernah melakukan kontak erat dengan yang terpapar COVID-19.
“24 kasus kematian ini yang menjadi perhatian dilakukan tracing. Kemudian pelaksanaan tugas PPKM 139 Desa membuat isolasi mandiri. Terkait kontra di lapangan isolasi mandiri terjadi penolakan membutuhkan komunikasi antara semua pihak,” ujarnya
“Bhabinkamtibmas harus mensinkronkan Isolasi Mandiri ditiap desa, Peralatan dan obat-obatan disediakan setiap Puskesmas untuk penanganan pasien COVID-29, kita mendorong pasien melakukan isolasi mandiri agar lekas sembuh dan Kapus lakukan vaksinasi,” harap Kapolres
Kapolres menegaskan harus tingkatkan 3T, para Tracer dari Petugas Puskesmas harus melakukan Tracing khususnya dari 24 kasus kematian, untuk meningkatkan keamanan. Jika Puskesmas kekurangan obat-obatkan, pihak Dibmnkes harus segera menyalurkan mengingat stok obat cukup banyak.
Semenara itu, Kadiskes Rohul Bambang menjelaskan Pihak Dinkes gencar melakukan Testing kepada masyarakat sejak 28 Januari 2021. Dari 471 yang dilakukan Testing, ternyata didominasi yang positif, itu artinya tingkat penyebaran COVID-19 cukup tinggi.
“Bulan Mei, 24 orang yag meninggal, jadi ini harus kita evaluasi kita lihat apakah prosedur yang kita laksnakan dalam penaganan pasien yang bergejala, yang dirawat di RS rujukan bergejala berat sudah sesuai dengan SOP,” tegas Bambang
“Persentase angka positif sebanyak 1991, namun sebanding juga dengan angka kesembuhan sebanyak 1.751 orang, jadi kedepannya kita perlu meningkatkan Treatmen bisa menjadi evaluasi,” tambah Bambang.
Bambang menjelaskan, Kepala Puskesmas kedepannya bagaimana koordinasi dan alur saat menangani kasus di puskesmas ditempat pelayanan, baik terkait dalam rujuk rumah sakit, kondisi pasien yang di rujuk, sehngga jangan sampai terlambat membawa pasien dalam kondisi yang berat.