Natuna - Di tengah usaha pemerintah mempercepat proses vaksinasi untuk meminimalisir penyebaran virus COVID-19, begitu banyak informasi hoaks yang tersebar di sosial media terkait efek yang timbul setelah vaksin. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran di tengah masyarakat yang membuat mereka menjadi takut untuk divaksin.
Plt Kadis Kesehatan Kabupaten Natuna Hikmat Aliansyah yang hadir sebagai Narasumber dalam acara Ngobrol Bareng Kominfo (NBK) dengan tema Vaksin Siapa Takut ? menjelaskan kasus COVID-19 yang meningkat membuat pemerintah bekerja keras, salah satunya dengan mempercepat proses vaksinasi.
“Sampai saat ini angka COVID-19 di Kabupaten Natuna 647 positif, 459 sembuh, meninggal 9 dan saat ini yang sedang menjalani isolasi sekitar 200 pasien positif. Untuk pasien isolasi terbagi menjadi beberapa tempat, untuk isolasi terpadu dipusatkan di Masjid Agung. Jadi untuk yang disana dikhususkan untuk pasien positif tanpa gejala, sedangkan yang bergejala sedang dan berat kita rawat secara khusus di RSUD. Ada juga beberapa Kecamatan yang berada di pulau-pulau melakukan isolasi terpadu di daerah masing masing,” ujar Hikmat di Natuna, Rabu (16/6).
Hikmat yang juga merupakan juru bicara satuan tugas percepatan penanganan COVID-19 Kabupaten Natuna juga menjelaskan bahwa terkait banyaknya berita hoaks yang tersebar mengenai vaksin, pemerintah terus melakukan edukasi dan sosialiasi mengenai prosedur pelaksanaan vaksin.
“Yang perlu dipahami masyarakat adalah sebelum mereka divaksin, akan ada namanya proses screening, dalam proses ini tenaga medis akan mengidentifikasi apakah kondisi kesehatan masyarakat memenuhi standar kesehatan untuk divaksinasi. Jika kondisi calon penerima vaksin dalam keadaan sehat baru dilakukan proses vaksinasi. Bahkan setelah proses vaksinasi teman-teman diberikan obat untuk mengurangi efek yang timbul setelahnya dan jika ada efek yang cukup berat dapat menghubungi nomor tenaga kesehatan yang terdapat pada kartu vaksin yang diterima. Kami harap dengan prosedur tersebut masyarakat tidak lagi takut untuk divaksin karena proses vaksin dilakukan dengan standar kesehatan,” tambah Hikmat.
Hikmat juga mejelaskan bahwa efek deman setelah vaksin, merupakan respon normal dari tubuh ketika ada benda asing dimasukan kedalam tubuh.
“Tekait informasi bahwa pasien mengalami demam setelah vaksin adalah respon normal dari tubuh ketika ada benda asing dimasukan kedalam tubuh. Ketika vaksin disuntikan kedalam tubuh sebenarnya tubuh sedang melakukan penyesuaian dan mulai membangun system immune. Perlu kita sampaikan bahwa selama proses vaksin berjalan, kita belum menemukan efek serius yang ditimbulkan setelah vaksin. Ini menjadi tolak ukur bagi kita untuk meyakinkan masyarakat bahwa vaksin aman dan membantu memutus mata rantai penyebaran virus COVID-19,” jelasnya
Di akhir dialog, Hikmat menyampaikan bahwa sosialiasi terus dilakukan oleh Pemkab Natuna untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai pentingnya vaksin. Pemerintah juga berharap target 50% masyarakat Kabupaten Natuna divaksinasi dapat dikejar hingga akhir Juni.