Takengon - Pandemi COVID-19 ditambah dengan penerapan PPKM di Kabupaten Aceh Tengah secara langsung telah menyebabkan menurunnya aktivitas kepariwisataan dan berdampak kepada para pengelola pariwisata. Untuk itu, Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah melalui Dinas Pariwisata terus berupaya mencari solusi terbaik bagi para pelaku sektor industri pariwisata yang terdampak pandemi ini.
Hal tersebut terungkap dalam pertemuan antara Bupati Aceh Tengah Shabela Abubakar dengan para pelaku wisata yang tergabung dalam PHRI Aceh Tengah, dan Asosiasi Pengelola Objek Wisata Aceh Tengah, di Gedung Ummi Komplek Pendopo Kabupaten Aceh Tengah, Rabu (11/8).
Bupati Aceh Tengah Shabela Abubakar menyampaikan, pemerintah daerah terus berupaya mencari jalan keluar terbaik dalam merespons kondisi lesunya dunia pariwisata terdampak COVID-19.
Bupati Shabela mengatakan bahwa dibutuhkan strategi dan komunikasi yang baik antara pemerintah daerah dan pelaku usaha pariwisata guna mengatasi keterpurukan salah satu sektor penting penyumbang PAD di Aceh Tengah itu.
“Itulah sebabnya kami menginisiasi pertemuan ini dalam rangka menampung masukan dan keluhan dari pelaku usaha pariwisata terdampak COVID-19, untuk mendukung perekonomian daerah, kami sangat menyadari bahwa dunia pariwisata kita harus terus bangkit, kita dituntut untuk berbenah dan tidak boleh menunggu lama. Meski demikian kita juga tidak beoleh mengabaikan penerapan protokol kesehatan untuk menekan angka penambahan kasus COVID-19 yang sampai saat ini masih terus berlanjut,” ungkapnya.
Menyikapi kondisi tersebut, Shabela meminta agar pengusaha pariwisata baik pemilik hotel, restoran, kafe, rumah makan, warung, dan pengelola objek wisata untuk dapat bersama-sama pemerintah menyiasati hal ini, salah satunya dengan menjalankan usaha terbatas dengan tetap mematuhi aturan yang di telah di tetapkan pemerintah baik pusat maupun kabupaten.
"Pembatasan sebagian aktivitas perekonomian termasuk di bidang pariwisata, sejatinya bukan keinginan pemerintah daerah. Kami hanya menjalankan aturan secara normatif, dengan menjalankan aturan sesuai kondisi zonasi daerah kita saat ini, namun demikian kami juga harus tetap mempertimbangkan perekonomian masyarakat yang harus tetap stabil, tentunya dengan dukungan dari semua pihak," lanjutnya.
Bupati juga menambahkan, solusi agar industri pariwisata tetap bertahan dan wisatawan bisa tetap bisa berkunjung dengan amanadalah dengan menjalankan aturan, penerapan prokes ketat, dan juga pengawas baik dari pemerintah maupun dari pihak pengelola.
“Ini memang pilihan sulit, tapi langkah ini harus kita ambil untuk mempertahankan sektor pariwisata kita, tambahkan syarat kunjungan, seperti batasan kapasitas di pintu masuk, kepemilikan sertifikat/kartu vaksin, bukti swab, seperti yang diterapkan di pos pantau, ditambah dengan pengawasan ketat dari pengelola, semoga ini bisa menjadi solusi terbaik untuk wisata kita,” lanjutnya.
Menurut bupati, pihaknya juga sangat merespons usulan agar aktivitas pariwisata di daerah bisa segera kembali dibuka, meskipun dengan pembatasan-pembatasan. Untuk itu pihaknya akan segera menyusun regulasi yang dapat menjadi solusi dan langkah terbaik untuk membantu menghidupkan kembali industri pariwisata di daerah ini.
Melalui regulasi tersebut, Shabela berharap para pelaku industri wisata dapat menjalankan kembali usahanya, namun demikian, pelaksanaannya masih harus menunggu aturan teknis yang akan segera dibahas dan dikeluarkan Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah.
Turut hadir dalam kegiatan ini, Sekretaris Daerah Kabupaten Aceh Tengah Subhandy, Kadis Pariwisata Jumadil Enka, Kadis Sosial Aulia Putra dan Sekretaris Satpol PP/WH Ariansyah, serta Kabag Hukum Setdakab Abshar.