Batang - Pandemi COVID-19 yang telah mengakibatkan ratusan korban jiwa, membuat Ali Imron, salah satu anggota Pramuka Kwarcab Batang selalu mendengungkan pesan agar keenam rekannya selalu menerapkan disiplin protokol kesehatan.
Jiwanya terpanggil menjadi relawan pemakaman COVID-19 sejak Mei 2020 lalu untuk membantu warga yang keluarganya wafat karena terpapar virus tersebut. Hingga kini sebanyak 200 warga Kabupaten Batang telah dimakamkannya.
“Ketika mendapat kabar dari kepala Forum Relawan, bahwa ada yang meninggal dunia karena COVID-19, kami mengucapkan innalillahi wa innailaihi rojiun dan pertama kali memakamkan jenazah pun sempat merasa takut, tapi karena tim BPBD sudah membekali kami dengan pelatihan dilengkapi Alat Pelindung Diri (APD), sehingga lebih siap serta berani,” kata pria yang telah 23 tahun menjadi anggota Pramuka Kwarcab Batang, saat dihubungi melalui WhatsApp, Kamis (12/8).
Dijelaskannya, hal utama yang mendasari keinginan menjadi tim pemakaman COVID-19, karena rasa kepedulian terhadap sesama.
“Korban COVID-19 harus dimakamkan selayaknya jenazah pada umumnya. Ketika memakamkan sering merasa iba, namun sebagai seorang relawan tentu kami ingin bermanfaat bagu sesama,” ujar pria yang juga berprofesi sebagai guru MI Salafiyah Gapuro.
Ia bersama kelima rekannya bertekad untuk membantu pemakaman jenazah yang terpapar COVID-19.
“Dulu pertama kali bertugas ya, keluarga sempat cemas dan tidak mengizinkan. Tapi setelah diberi penjalasan akhirnya istri dan bapak saya mengizinkan,” katanya.
Selama menjadi relawan, ia bertugas sebagai imam salat jenazah hingga mendoakan ketika pemakaman di malam hari.
“Semula ada sebagian warga yang masih meremehkan para relawan pemakaman, tapi semenjak beberapa waktu lalu jenazah yang dimakamkan banyak, warga sekitar memberikan perhatian kepada kami,” ungkapnya.
Ia mengharapkan, agar seluruh masyarakat Kabupaten Batang selalu menjaga kesehatan dan imunitas serta terapkan protokol kesehatan, supaya tidak mudah terpapar virus Corona.
Ditemui secara terpisah, Sekretaris Kwarcab Batang Supri Irianto menerangkan, kiprah lain yang dilakukan anggota Kwarcab Batang tak hanya menjadi tim relawan pemakaman COVID-19, namun Gedung Pramuka pun sempat dijadikan tempat karantina bagi warga Batang yang baru tiba dari luar daerah beberapa bulan yang lalu.
“Waktu itu ada 29 warga Kabupaten Batang yang baru datang dari Papua. Sebelum kembali ke desanya, diharuskan karantina dahulu selama 20 hari, alhamdulillah mereka semua tidak ada yang terpapar COVID-19,” ujar dia.