Batang - Gubernur Ganjar Pranowo terus menggelorakan semangat agar warga Jawa Tengah menolak kalah dalam melawan virus Corona (COVID-19) yang masih mewabah.
"Di masa-masa terdahulu para leluhur juga pernah diterpa berbagai macam wabah, namun mereka berusaha tetap tangguh dan tak mau menyerah begitu saja," ujar Ganjar saat memimpin upacara Hari Jadi ke-71 Provinsi Jawa Tengah, yang disaksikan secara virtual oleh Bupati Batang Wihaji bersama Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Rusmanto di ruang Command Center, Kabupaten Batang, Minggu (15/8).
“Leluhur kita dulu sudah pernah merasakan datang wabah pes, flu Spanyol, cacar, kolera, malaria. Semua menjalani hidup dengan rasa takut dan bingung karena tenaga medis sedikit, infrastruktur kesehatan minim, alat ukur pendeteksi penyakit juga belum ditemukan, obat-obatan terbatas, tapi simbah buyut kita tidak mau menyerah, mereka menolak kalah dengan wabah,” tegas Ganjar,
Ganjar meminta semua bergerak dan berusaha sekuat tenaga sambil terus memanjatkan doa. Seperti pepatah Jawa mengatakan “Diobong ora kobong, disiram ora teles” (Dibakar tidak hangus, disiram tidak basah).
“Walau seberapa pun keras cobaan hidup kita, harus tetap kuat dan tangguh menghadapinya. Simbah buyut sudah membuktikan ketangguhannya mengatasi pagebluk (wabah), tentu kita tidak ingin dicap sebagai generasi gagal,” jelasnya.
Sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN), lanjut Ganjar, harus memberikan pelayanan terbaik secara ikhlas dan tulus kepada masyarakat.
“Para kepala daerah adalah pelayan rakyat, maka layanilah mereka dengan baik agar semua selamat. Bantu saudara-saudara kita yang berdagang dengan membelinya, ini mungkin nilainya kecil, tapi bagi warga manfaatnya sangat besar,” terangnya.
Cara lain, tambah Ganjar, dengan mengajak warga mematuhi protokol kesehatan, memakai masker, menjaga jarak, mencuci dan mengurangi mobilitas serta tidak berkerumun. Itu semua cara mengingatkan bahwa pandemi belum usai.
Ia menambahkan, semua bentuk pelayanan dan kebijakan setelah pandemi bisa jadi berubah drastis.
“Semua akan berpindah dengan melayani secara digital. Cara mengelola pemerintahan pun akan menggunakan pola serba cepat dengan memanfaatkan teknologi,” ujar dia.