Sentani - Ketua Pengurus Daerah Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Jayapura Benhur Wally mengatakan, Sub PB PON XX Kabupaten Jayapura dalam perekrutan tenaga relawan yang dilibatkan dalam pelaksanaan PON XX nanti dengan melibatkan masyarakat lokal, masyarakat yang tinggal dekat dengan fasilitas penunjang PON XX.
Menurutnya, masyarakat lokal yang tinggal dekat dengan venue atau fasilitas penunjang PON diutamakan dalam proses perekrutan relawan. Hal ini akan lebih baik secara emosional dibandingkan dengan masyarakat yang tinggal jauh dengan fasilitas penunjang.
"Ketika direkrut, mereka ( masyarakat) akan muncul rasa memiliki dan bertanggung jawab terhadap tugas dan tanggung jawab yang diberikan," ujar Benny sapaan akrabnya di Sentani, Kamis (19/8).
Dikatakannya, masyarakat lokal ini terdiri dari ibu bapak kepala rumah tangga yang tidak memiliki pekerjaan tetap di luar dari pegawai negeri, pemuda dan mahasiswa rumah tangga, pemuda pengangguran atau yang putus sekolah. Dengan demikian ada lapangan pekerjaan yang tersedia. Penyelenggaraan PON XX di Papua akan berlangsung selama dua pekan, tetapi fasilitas penunjang olahraga yang terbangun ini akan digunakan juga setelah PON XX.
"Panitia sub PON dan pemerintah daerah sudah harus memikirkan langkah berikutnya setelah PON berakir. Masih ada Peparnas dan juga kongres AMAN 2022, dan event-event daerah hingga event nasional bahkan international lainnya," ucap Wally.
Kabupaten Jayapura, kata Benny, venue olahraga yang terbangun saat ini untuk kepentingan PON XX sangat besar dan sudah pasti membutuhkan banyak tenaga kerja didalamnya seperti keamanan dan kebersihan dapat menggunakan tenaga kerja dari masyarakat lokal. Belasan venue yang sudah terbangun ini, dikhawatirkan setelah PON XX dibiarkan terlantar dan tidak diurusi oleh Pemerintah Daerah. Misalnya di Kampung Harapan Distrik Sentani Timur, ada stadion utama, ada istora, ada juga venue aquatik dan menembak indoor. Di Sentani ada Stadion Bas Youwe, ada venue softball dan baseball serta menembak outdoor, lalu di Waibhu ada hoki dan kriket.
"Sebagai masyarakat adat, kami sangat mendukung iven nasional ini. Tetapi pemerintah daerah juga harus bersinergi dengan masyarakat nya, gaun dan informasi publik terkait PON XX, Peparnas saja hingga saat ini tidak begitu digaunkan. Masyarakat juga dalam tanda tanya, apakah event nasional ini benar-benar diselenggarakan di papua atau tidak. Keterlibatan masyarakat lokal sangat penting, tidak hanya dalam ketersediaan lapangan pekerjaan tetapi juga pemberdayaan bagi pengusaha dan usaha kecil mikro yang ada dan bergerak aktif selama ini," jelasnya.
Sementara itu, salah satu warga Kampung Harapan, Oberthina Ohee mengatakan, dirinya bersama sejumlah pengusaha kecil yang membuka lapak jualan dekat stadion utama, pernah mengusulkan puluhan nama-nama pengusaha kecil dan relawan untuk direkrut dan terlibat langsung dalam penyelenggaraan PON XX.
"Untuk usaha kerajinan tangan, pondok jualan makanan-makanan khas Papua dan relawan ada perwakilan dari tujuh kampung di sentani timur. Masing-masing kami usulkan 50 orang untuk direkrut tetapi juga mendapat bantuan usaha. Hingga saat ini kabar maupun informasi yang diharapkan belum juga kami dapati, sementara waktu terus berjalan dan pelaksanaan pon sudah di depan mata. Saya khawatir, jangan sampai pada hari pelaksanaan seremonialnya di stadion utama diwarnai dengan aksi demonstrasi masyarakat lokal yang ada di Kampung Harapan," pungkasnya.