Gadingrejo - Sekretaris Daerah Kabupaten Pringsewu Heri Iswahyudi menghadiri sekaligus membuka kegiatan Pembelajaran Inovasi Penanggulangan Stunting, Penurunan Kematian Ibu dan Bayi, di Hotel Regency Gadingrejo, Senin (6/9).
Turut hadir beberapa Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kabupaten Pringsewu, diantaranya Kepala Dinas Kesehatan Ulinoha, Kepala Dinas P3AP2KB Nang Abidin Hasan, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Iskandar Muda, Kepala Dinas Kominfo Hendrid, Direktur RSUD dr Nofli Yurni, serta kepala OPD lainnya juga sejumlah tamu undangan yang telah ditentukan.
Dalam kegiatan ini, sekdakab mewakili bupati yang dalam sambutannya mengatakan, Kabupaten Pringsewu tahun 2021 menjadi lokus kegiatan penurunan angka kematian ibu dan bayi serta stunting, berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : HK.01.07/MENKES/319/2020 dan Keputusan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor : Kep.42/M.PPN/HK/2020 tentang Penetapan Perluasan Kabupaten/ Kota Lokasi Fokus Intervensi Penurunanan Stunting Terintregrasi Tahun 2021”.
Prevalensi Stunting di Kabupaten Pringsewu mengalami peningkatan menjadi 25,8%. Sedangkan berdasarkan Riskesdas Tahun 2018 kembali mengalami penurunan 20,19%. Berdasarkan data entry E PPGMB (aplikasi Kemenkes) prevalensi stunting Tahun 2019 di Kabupaten Pringsewu menurun yaitu 10,37%, dan prevalensi stunting Tahun 2020 adalah 8,38% atau sebanyak 2.414 balita stunting.
Penurunan stunting penting dilakukan sedini mungkin untuk menghindari dampak jangka panjang. Upaya penurunan stunting memerlukan dua intervensi keterpaduan, yaitu intervensi gizi spesifik untuk mengatasi penyebab langsung dan intervensi gizi sensitif untuk mengatasi penyebab tidak langsung. Kabupaten Pringsewu memiliki program inovasi yaitu Gebrak Princes (Gerakan Bersama Pringsewu Cegah Stunting). Inovasi ini juga memerlukan tindak lanjut serta monitoring dan evaluasi. Hal tersebut perlu dilakukan bersama-sama untuk mendapatkan hasil yang maksimal.