Batang - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Batang mengimbau para pendidik melalui Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) mengupayakan pelayanan kesehatan yang memiliki standarisasi.
Untuk merealisasikannya, Dinkes Batang menggelar Pelatihan Guru UKS SD/MI sejak 25-27 Oktober 2021 dengan mengundang narasumber Tim Pembina UKS Kota Surakarta Hartoyo untuk membimbing para guru UKS agar memiliki langkah yang tepat dalam memberikan pelayanan kesehatan di lingkungan sekolah.
Kepala Seksi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Mutmainah mengatakan, Kabupaten Batang patut mengambil pelajaran dan pengalaman Kota Surakarta.
“Dalam memberi pelayanan UKS harus menyediakan obat-obatan yang ada dikotak Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K). Obat-obatan yang boleh disediakan di UKS yakni obat berlingkaran hijau, tidak boleh menyediakan antibiotik,” katanya, saat ditemui di Hotel Mandarin, Kota Pekalongan, Selasa (26/10).
Ia menjelaskan, apabila warga sekolah mengalami kejadian kegawatdaruratan harus mampu mengambil langkah yang cepat dan tepat, misalnya saat menangani anak yang jatuh saat berolahraga. Di sisi lain, mewujudkan lingkungan yang sehat di sekolah saat ini masih terkendala beberapa hal.
“Sering kali diakibatkan ketersediaan air bersih masih terkendala. Maka kami berupaya memetakan sekolah-sekolah mana saja yang mengalaminya,” jelasnya.
Ia menegaskan, selama ini bukan berarti pihak sekolah yang tidak memperhatikan kebersihan lingkungan. Tapi karena disebabkan akses air yang cukup sulit didapat di sekitar sekolah.
“Ada pula yang dikarenakan lahan yang terbatas,” tuturnya.
Ia menambahkan, Tim Pembina UKS di Batang akan lebih diaktifkan lagi, untuk memberikan pendampingan dalam menuju pelayanan kesehatan berstandar di lingkungan sekolah.
Salah satu peserta, Danil Pandu Kristian, guru SDN Wringingintung 2 Tulis mengutarakan, pelatihan ini bermanfaat khususnya bagi SD Negeri yang belum optimal sarana prasarana penunjang UKS.
“Banyak yang belum mempunyai ruang UKS. Kalau pun ada ruangannya masih dijadikan satu dengan perpustakaan, bahkan ada yang tidak punya sama sekali,” ungkapnya.
Ia mengakui, di sekolahnya belum mempunyai ruang UKS. Sementara ini dibuatkan dengan memanfaatkan ruangan lain yang belum layak.
“Yang jelas nanti kami akan membuat ruangan UKS yang memisahkan antara putra dan putri. Karena saat ini banyak siswi kami yang sudah mengalami masa pubertas lebih awal, sehingga memerlukan ruangan khusus, agar penanganannya lebih intensif,” ungkapnya.
Ia memastikan, ruang UKS tidak hanya untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada siswa saja, tetapi seluruh warga sekolah.
Dari sisi sistem sanitasi, pihak sekolah telah menyediakan tangki septik, wastafel permanen.
Ia menambahkan, di musim penghujan, anak didik dibiasakan untuk membersihkan lingkungan sekolah tiap hari Jumat dan Sabtu selama satu jam sebelum memulai kegiatan pembelajaran.
“Genangan air dibersihkan, rumput-rumput dicabuti lalu tempat penampungan air dikuras,” tandasnya.