Kediri - Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur, menyusun kajian induk pembangunan kepariwisataan sebagai upaya mengoptimalkan kontribusi pariwisata menjadi sumber penghasil devisa.
Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga Kota Kediri Zachrie Ahmad, baru-baru ini, mengemukakan pihaknya berupaya membuat peraturan daerah terkait dengan pembangunan pariwisata sehingga ke depan bisa menjadi payung hukum untuk optimalisasi pariwisata di kota ini.
"Ditekankan pada budaya karena di Kota Kediri ini sangat minim sumber daya alam yang dapat ditampilkan sebagai daya tarik wisata, akan tetapi kita memiliki potensi besar seperti Gunung Klothok, Wisata Selomangleng dan Sungai Brantas suatu keunggulan. Maka dari itu, kita ingin menjadikan budaya yang kita miliki ini menjadi aset atau potensi pariwisata," katanya di Kediri.
Pihaknya menggelar rapat untuk menyusun kajian induk pembangunan kepariwisataan di Kota Kediri. Rapat tersebut digelar mengacu pada UU Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi dan Kabupaten/Kota, dan Perda Provinsi Jatim Nomor 6 Tahun 2017 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi Jatim Tahun 2017-2023.
Hasil rapat tersebut diharapkan dapat membawa perkembangan bagi Kota Kediri, khususnya di bidang pariwisata dan menemukan ikon Kota Kediri melalui potensi yang dimiliki.
Pemkot juga sering mengadakan kegiatan di lokasi-lokasi wisata seperti di Taman Brantas yang digelar Jazz Brantas. Kegiatan yang berlangsung pekan lalu itu diikuti beberapa musisi Indonesia, salah satunya Ardhito Pramono.
Ardhito membawakan beberapa karyanya yang populer, di antaranya Say Hello, Fine Today, I Just Couldn’t Save You Tonight, Superstar hingga Bitterlove.
Jazz Brantas #2 juga dimeriahkan musisi jazz internasional Kuba Skowronski, Mike Delfero, Alexsender, Olaf Keus, Nita Artsen, Cicilia, dan Michael Ananda.
Sementara itu, Riyadi selaku Tim Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Airlangga Surabaya yang hadir secara daring dalam acara tersebut mengatakan untuk mengembangkan pariwisata di Kota Kediri, perlu adanya integrasi beberapa OPD dan masyarakat.
"Jadi perlu adanya program pengembangan event kepariwisataan yang melibatkan instansi pendidikan dengan pelibatan komponen akademisi, UMKM, komunitas dan pendukung pariwisata serta pelibatan media dan dunia digital," kata Riyadi.
Riyadi juga menambahkan terkait dengan kebijakan dan strategi pembangunan kepariwisataan, rencana pengembangan perwilayahan pariwisata, program dan indikasi kegiatan pembangunan kepariwisataan perlu ditelaah kembali agar sesuai dengan kondisi yang ada di Kota Kediri.
Acara tersebut dihadiri oleh sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkungan Pemkot Kediri, kelompok sadar wisata (pokdarwis), dan UPT Selomangleng Kediri. Acara digelar di Balai Kota Kediri dengan tetap menerapkan protokol kesehatan, karena masih pandemi COVID-19.