Batang - Keberadaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Maju Bersama di Desa Pesantren, Kecamatan Blado, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, sangat unik dengan milih usaha kedai kopi yang bernama Catra Kopi.
BUMDes memicu pemberdayaan masyarakat desa dan pemberdayaan perempuan yang sangat besar sejalan dengan program Pemerintah Kabupaten Batang yang akan mengangkat ekonomi desa.
“Awal ide adanya Catra Kopi ini dari teman-teman Perangkat desa, Karangtaruna dan Pengelola BUMDes. Saya juga kebetulan tadinya bekerja di perhutani dan waktu itu membantu berdirinya Forest Kopi, jadi kenapa kita tidak membangun yang sama dengan konsep berbeda,” kata Kepala Desa Pesantren, Sukirno saat ditemui di Catra Kopi Kecamatan Blado, Kabupaten Batang, Sabtu (29/1).
Pembangunan kafe itu murni dengan anggaran Dana Desa (DD). Totalnya mencapai ratusan juta rupiah yang dianggarkan dalam tiga tahapan. Tahap pertama, anggarannya Rp51 juta, berikutnya Rp72 juta, dan tahap ketiga Rp23 juta, total Rp147 juta. Ini mulai dibangun Mei 2020.
Dijelaskannya, saat ini Catra Kopi berjalan selama setahun menjadikan simbol BUMDes yang dapat berkembang pesat jadi menjadi pemicu BUMDes lain untuk bermunculan dengan konsep milineal.
“Sampai pemutaran keuangan kita dalam setahun mencapai Rp500 juta tetapi itu masih kotor. Hal ini juga bagi saya sudah sangat luar biasa dan tidak menyangka BUMDes kita bisa sampai berkembang,” ungkapnya.
Apalagi tidak begitu lama ini, Catra Kopi mendapatkan apresiasi predikat perunggu dari inovasi lomba perencanaan ekonomi desa berbasis pemberdayaan perempuan Pemerintah Kabupaten Batang dengan mendapatkan suntikan dana sebesar Rp100 juta.
“Karena memang di Catra Kopi sendiri 60% memberdayakan perempuan. Ada yang dijadikan barista, kasir, dan juga mengikutkan ibu-ibu PKK untuk menyuplai bahan makanan dalam daftar menu kita,” terangnya.
Kedepan, lanjut dia, suntikan dana tersebut rencana kita akan membangun restoran yang 80% perempuan bekerja disitu. Tujuan membuat restoran banyak permintaan makanan berat dari pengujung yang kita tidak bisa dipenuhi di Catra Kopi yang konsepnya memang kedai kopi.
Pengunjung Catra Kopi sendiri 80% dari masyarakat kota Batang dan Pekalongan.
“Promosi selama ini memakai sosial media saja, karena sangat efektif mengikuti perkembangan jaman sekarang bisa dilihat dari akun Instagram kita yang sudah mempunyai followers 8.000,” ujar dia.
Ia berharap, BUMDes di Kabupaten Batang bisa berkembang dengan konsep masa kini, karena saya yakin potensi itu masih sangat terbuka bagi desa lainnya.