Sentani - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jayapura bekerja sama dengan Bank Papua Kantor Cabang Sentani menggelar sosialisasi Kredit Papeda (Program Percepatan Akses Keuangan Daerah) bagi pelaku usaha binaan dari dinas-dinas terkait yang ada di lingkup Pemkab Jayapura, di Aula Lantai I Gedung D Kompleks Perkantoran Bupati Jayapura, Gunung Merah, Sentani, Kabupaten Jayapura, Rabu (2/2).
Kegiatan tersebut dibuka Bupati Jayapura yang diwakili Asisten II Bidang Perekonomian Setda Kabupaten Jayapura Joko Sunaryo, dan dihadiri Kepala Divisi Bisnis, UMK dan Konsumer Bank Papua Abraham Krey, Kepala Bank Papua Kantor Cabang Sentani Puguh Kalbuadi.
Turut juga dihadiri Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Kabupaten Jayapura David A. Zakaria, perwakilan Dinas Perkebunan dan Peternakan, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Koperasi dan UMKM, DPMPTSP, Ketua KTNA Kabupaten Jayapura Adolf Yoku, serta ratusan pelaku usaha atau UMKM binaan.
Kepada wartawan usai kegiatan sosialisasi tersebut, Kepala Divisi Bisnis, UMK dan Konsumer Bank Papua, Abraham Krey, menyebutkan program Kredit Papeda dari Bank Papua ini sudah dilaksanakan di tahun 2021. Namun tahapan administrasi yang baru siap di bulan Desember lalu, sehingga belum bisa maksimal akibat sosialisasi belum dilakukan.
“Sehingga kami harapkan di tahun 2022, program (Kredit Papeda) ini bisa maksimal. Kita lakukan terutama kepada pelaku-pelaku usaha di Provinsi Papua maupun kabupaten/kota lainnya yang ada di Provinsi Papua,” ujar Abraham Krey usai sosialisasi Program Kredit Papeda, Rabu (2/2) sore.
Abraham Krey bersyukur, karena adanya koordinasi yang baik antara Bank Papua Kantor Cabang Sentani dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Jayapura, sehingga sosialisasi ini bisa berlangsung di kantor Bupati Jayapura, Gunung Merah, Sentani.
“Ini adalah hal yang positif, karena program Kredit Papeda adalah salah satu program dari Bank Papua. Kredit yang kami kucurkan kepada para pelaku usaha kita itu tanpa suku bunga, yang berikut juga untuk program ini tidak ada biaya administrasi atau materai yang dibebankan kepada nasabah kita. Jadi mereka terimanya utuh,” terangnya.
Untuk sekarang ini, lanjut pria yang akrab disapa Bram, jangka waktu yang diberikan dari program kredit ini masih dibatasi maksimal 24 bulan (2 tahun), kemudian plafon anggarannya juga maksimal Rp10 juta saja. Mudah-mudahan nanti dari hasil sosialisasi dan mereka yang mau menerima pinjaman kredit Papeda ini, maka akan dilakukan evaluasi kembali.
"Inti dari kredit Papeda ini, kami ingin memutus matarantai daripada rentenir-rentenir yang sering berikan pinjaman kepada kita punya pelaku-pelaku usaha dengan tingkat suku bunga yang besar (tinggi). Dengan harapan, apa yang mereka harapkan itu dengan baik dan usaha mereka juga kita harapkan dapat berkembang,” sambung Bram didampingi Kepala Bank Papua Kantor Cabang Sentani Puguh Kalbuadi.
Lanjut Bram mengatakan, dengan pemberian Kredit Papeda ini para pelaku usaha tidak bertahan di posisi ini saja, tetapi bisa naik kelas dan ke depan ada kenaikan tingkat kredit yang mereka dapatkan.
"Jika sekarang dengan Kredit Papeda mereka bisa dapat 10 juta rupiah, berikutnya nanti mereka sudah pindah dari Kredit Papeda kita kasih ke KUR (Kredit Usaha Rakyat) lagi. Jadi, mereka punya usaha bisa naik terus dan berkembang, sehingga ke depan bisa diharapkan usaha mereka semakin mandiri. Kabupaten Jayapura merupakan kabupaten pertama di tahun ini yang kita lakukan sosialisasi, dan selanjutnya akan kita lihat kabupaten lainnya yang memiliki potensi untuk diberikan Kredit Papeda ini," katanya.
"Sedangkan untuk persyaratannya minimal sudah dibekali dengan pelatihan seperti ini, dan dibuktikan dengan sertifikat ataupun rekomendasi dari Dinas Perindagkop Papua. Mereka sudah bisa diberikan Kredit Papeda, karena umumnya para pelaku usaha ini sudah dibekali pelatihan-pelatihan. Namun terkendala modal usaha. Nah, disitulah peran kami Bank Papua agar usaha mereka bisa berjalan,” pungkasnya.
Adapun target pencapaian debitur di tahun 2022 sebanyak 1.500 debitur di seluruh Provinsi Papua. Di mana, ini merupakan estimasi dari target tahun 2021 yang belum terpenuhi sebanyak 500 debitur ditambah target tahun 2022 sebanyak 1.000 debitur dengan total kredit yang disiapkan sebesar Rp15 miliar.