Ambon - Penularan kasus COVID-19 yang sangat cepat di Kota Ambon diakui oleh Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Wendy Pelupessy berasal dari varian Omicron.
“Dari BTKLPP Provinsi Maluku sudah share ke kami dan Kadinkes Provinsi bahwa hasil pemeriksaan sample yang dikirim ke BTKLPP Yogyakarta, ternyata memang penularan terjadi di Ambon adalah varian Omicron,” ujarnya, Rabu (9/2).
Menurut Kadinkes, penyebaran varian Omicron memang sudah diprediksi sebelumnya, jika melihat pola penularannya yang begitu cepat.
“Kita lihat sendiri pergerakan begitu cepat, ciri-ciri dari Omicron memang seperti itu. Jumlahnya kasus naik berapa kali lipat dalam 2 pekan, dari 1 kasus menjadi 7 kasus, 100 kasus lebih, dan sekarang sudah 965 kasus. Kenaikannya bisa sampai 4 kali lipat,” katanya
Pelupessy menjelaskan, kenaikan kasus Omicron diperkirakan para ahli epidemiologi akan mencapai puncaknya pada akhir Februari hingga awal Maret 2022
“Oleh karena itu, kita harus prepare,sebanyak mungkin kita tracing sehingga pasien yang tidak memerlukan perawatan RS, bisa cepat diisolir sehingga RS tidak penuh dan tidak kolaps untuk tenaga kesehatan sendiri,” bebernya.
Pemkot Ambon sendiri, lanjutnya sudah membuka Isolasi terpusat (Isoter) di Asrama Haji yang berlokasi di Desa Waiheru, Kecamatan Baguala, sejak Senin (7/2) kemarin.
Isoter ini, imbuhnya, diprioritaskan bagi mereka yang tanpa gejala hingga gejala ringan yang memiliki komorbid dan termasuk golongan lansia. Sedangkan bagi yang bergejala sedang, berat, dan kritis akan dirujuk ke RS.
“Ada sekitar 35 orang yang dirawat di sana dan kita lihat memang ada kriteria untk Isoter, karena tidak semua pasien di rawat di RS, untuk menjaga tingkat keterisian RS,” tandasnya.