Tangerang - Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar menegaskan bahwa pihaknya tidak hanya fokus pada penanganan kasus varian baru Omicron yang saat ini menambah lonjakan kasus positif COVID-19 di Tanah Air.
Bupati Zaki memastikan bahwa semua yang terinfeksi positif COVID-19, baik kasus Omicron maupun Delta, semuanya langsung ditangani dan dirawat. Hal itu disampaikannya dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Penanganan COVID-19 bersama Gubernur Banten Wahidin Halim dan kepala daerah se-Tangerang Raya di Ruang Rapat Akhlakul Karimah Puspem Kota Tangerang, Selasa (8/2).
Bupati Zaki memaparkan, terjadinya kenaikan kasus di bulan Januari dibandingkan bulan Desember 2021 lalu. Menurut Bupati Zaki, kenaikan tersebut sangat tinggi, apalagi di awal Februari. Hal ini dapat dilihat dari data naiknya angka penambahan kasus positif dan Bed Occupancy Rate (BOR). Namun, saat ini masih aman karena tempat isolasi terkonsentrasi dan keterisian tempat tidur rumah sakit masih di bawah 50%.
"Memang di akhir Januari atau di awal hingga pertengahan Januari hingga saat ini mengalami kenaikan kasus yang sangat cukup signifikan di Kabupaten Tangerang. Kita tidak fokus di Omicron atau Delta, tetapi yang sudah positif langsung kita isolasi atau kita rawat. Omicron atau pun Delta, mereka sama-sama positif itu perlu penanganan," jelas Bupati Zaki.
Bupati juga melaporkan bahwa Hotel Yasmin sebagai tempat isolasi terkonsentrasi Pemkab Tangerang saat ini sudah 93 persen lebih keterisiannya. Sebagai antisipasinya, Pemkab juga sudah mulai mengaktifkan tempat-tempat isoter kembali di beberapa kecamatan seperti di Legok dan Cisauk. Dari 2 tempat isoter tersebut ada sekitar 80 tempat tidur yang bisa menampung masyarakat, terutama yang OTG atau tanpa gejala.
Sedangkan, untuk capaian vaksin berdasarkan KTP, Pemkab Tangerang sudah mencapai 91% lebih untuk vaksin kesatu dan sekitar 65% lebih untuk vaksin kedua. Untuk vaksin ketiga atau booster, capaiannya baru sekitar 2%. Dan untuk vaksin anak-anak sudah mencapai 70% lebih.
"Sebetulnya kalau dari scooring, kita masih berada di kondisi zona kuning karena ketersediaan tempat tidur dan rumah sakit dan lain sebagainya ini masih cukup. Jadi dari scooring epidemiologi, kita masih berada di zona kuning untuk Kabupaten Tangerang," jelasnya.
Bupati Zaki berharap dengan adanya pembatasan di beberapa lokasi kemudian operasi protokol kesehatan digalakkan lagi dan juga dilakukan pembelajaran jarak jauh, mudah-mudahan hal tersebut akan sedikit menekan laju pertumbuhan kasus.
"Satu sampai dua pekan ini, mudah-mudahan sudah terlihat hasilnya dan bisa turun," harap Zaki.
Sementara itu Gubernur Banten Wahidin Halim mengatakan rapat evaluasi dengan para Kepala Daerah Tangerang Raya tersebut dilakukan dalam rangka penanganan covid 19 di wilayah Tangerang Raya yang lonjakan kasusnya sangat tinggi.
"Tadi saya sudah mengecek seluruh kabupaten/kota, memang terjadi lonjakan kasus COVID-19 di Tangerang Raya, tetapi semua masih dalam kondisi terkendali. Trendnya memang tinggi dibandingkan COVID-19 yang kemarin tetapi orang yang dirawat presentasinya di rumah sakit hanya 16%, justru hanya rumah singgah dan isoter itu yang tinggi keterisiannya," kata WH.
Menurut WH, masyarakat sekarang sudah mulai terbiasa dan tidak panik. Gubernur WH juga mengakui kalau Banten sudah diserang gelombang ketiga COVID-19 semenjak masuknya varian Omicron. Namun Pemerintah Provinsi Banten sudah menyiapkan segala fasilitas kesehatan untuk pasien COVID-19.
"Kita bicara kesiapan, vaksinasi, kesiapan rumah sakit, dokter, obat-obatan, oksigen, tadi sudah siap. Akan terjadi puncak Covid-19 sebagaimana disinyalir para ahli, infrastruktur pun sudah ada pada saat COVID-19 awal-awal," jelas Wahidin.
Hadir dalam rapat tersebut selain Gubernur Banten dan Bupati/Walikota se-Tangerang Raya, juga hadir perwakilan dari Kodim 0510 dan Kodim 0506 serta 3 Kapolres Tangerang Raya dan Polres Bandara serta Perwakilan dari Kejaksaan se-Tangerang Raya.