Cikarang Pusat – Dinas Perdagangan (Disdag) Kabupaten Bekasi telah menerjunkan tim untuk melakukan pengawasan terkait naiknya harga daging di pasaran. Langkah tersebut juga merupakan respon terhadap keluhan para pedagang daging yang berencana ingin melakukan aksi mogok dagang pada akhir bulan ini.
“Kami telah menurunkan tim untuk melakukan pengawasan di lapangan untuk mengumpulkan data. Apakah faktor bahan baku yang langka atau ada indikasi kecurangan, jadi kita tunggu laporan dari tim di lapangan,” ujar Kabid Pengendalian Bahan Pokok dan Penting (Gapokting) Dinas Perdagangan Kabupaten Bekasi, Helmi Yenti pada Kamis (24/02).
Helmi yakin para pedagang daging akan melakukan aksinya dengan damai dan tertib, seperti halnya para produsen tahu tempe yang melakukan aksi mogok produksi selama tiga hari.
“Insha Allah sama dengan pedagang tahu dan tempe, mereka akan melakukan aksinya dengan tertib dan kondusif,” harapnya.
Selain itu, lanjut Helmi, Dinas Perdagangan Kabupaten Bekasi juga mendata jumlah pedagang daging yang ada di pasaran Kabupaten Bekasi.
Saat ini, berdasarkan data dari Dinas Perdagangan Kabupaten Bekasi, jumlah pedangan daging untuk pasar Tarumajaya 6 orang, Pasar Babelan 4 orang, Pasar Serang 8 orang, Pasar Lemahabang 2 orang, Cibarusah 4 orang, Pasar Cibitung 2 orang, Pasar Baru Cikarang 28 orang, Pasar Tambun 14 orang, Pasar Kedunggede 2 orang, Pasar Setu 13 orang, Pasar Sukatani 4 orang, Pasar (lama) Cikarang 2 orang.
Disdag Kabupaten Bekasi juga mengimbau agar masyarakat mengakses sementara kebutuhan dagingnya di pasar retail modern atau swalayan. Saat ini, stok daging di pasar retail modern dan swalayan masih cukup untuk memenuhi kebutuhan daging masyarakat.
“Sementara ini stok daging di retail modern masih cukup. Kami mengimbau masyarakat Kabupaten Bekasi, khusus selama stok belum mencukupi, agar memenuhi kebutuhan konsumsi daging agar berbelanja ke swalayan atau retail modern dulu. Sampai stok daging segar kembali tersedia,” tandasnya.