Surabaya - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur berkomitmen melakukan upaya semaksimal mungkin untuk memperlancar rantai distribusi minyak goreng hingga tak terjadi kelangkaan untuk konsumen.
"Kami akan berusaha melakukan yang terbaik agar masyarakat mudah mendapat minyak goreng. Makanya kami terus gencar menggelontorkannya ke masyarakat," ujar Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa, dalam keterangan pers Diskominfo Jatim, Senin (7/3).
Pihaknya bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag), PT Rajawali Nusindo (RNI), PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI), dan Asosiasi Asosiasi Pengusaha Pengemas Minyak Goreng Indonesia (APPMGI) terus mengirim minyak goreng premium maupun curah.
"Yang premium dijual sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) yakni Rp14.000 per liter. Sedangkan minyak curah terus bergerak dan harganya Rp10.500 per liter untuk pedagang, lalu dijual kembali Rp11.500 per liternya," ucap Khofifah.
Pada kesempatan tersebut, sebanyak sembilan kabupaten/kota menjadi sasaran pendistribusian minyak goreng dari pemerintah, di antaranya Jombang, Kediri, Ponorogo, Trenggalek, dan Surabaya.
Dengan demikian dari 3.500 ribu ton minyak goreng yang digelontorkan, sebanyak 38 daerah sudah menerima dan diharapkan para pedagang memanfaatkannya serta menjual sesuai HET.
Menurut Khofifah, pihaknya merasa perlu menggelar pemberangkatan secara simbolik karena saat ini terjadi kelangkaan dan diharapkan masyarakat menerima informasi yang jelas sehingga tak terjadi kepanikan di lapangan.
"Intinya, pemerintah ingin masyarakat tetap tenang, nyaman dan tidak khawatir kehabisan minyak goreng," ujarnya.
Sementara itu Kepala Cabang Surabaya 1 PT RNI R Untoroyono Tjokronegoro juga berkomitmen bersinergi dengan Pemprov Jatim untuk membantu memperlancar proses distribusi minyak goreng ke masyarakat.
"Kami menjalankan penugasan dari Kementerian Perdagangan untuk mengelola stok minyak goreng yang akan didistribusikan di Jatim sehingga tercukupi kebutuhan minyak gorengnya," tutur dia.
Terlebih, kata Untoroyono, tidak lama lagi memasuki bulan suci Ramadan yang diperkirakan konsumsi minyak goreng meningkat.
"Selanjutnya masih ada sekitar 4.000 ton minyak goreng yang juga akan didistribusikan. Semoga semuanya diberi kelancaran dan harga sesuai ketetapan pemerintah," katanya.