Pekalongan - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo kembali menggelar Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) Provinsi, setelah dua tahun absen karena pandemi COVID-19. Musrenbang wilayah yang digelar per eks-Karesidenan digelar di Pendopo Kabupaten Pekalongan, Selasa (20/4).
Peserta Musrenbang berasal Karesidenan Semarang, yakni Kedungsepur (Kendal, Demak, Ungaran, Kota Salatiga, Purwodadi dan Kota Semarang) dan Petanglong (Kabupaten Pekalongan, Batang, dan Kota Pekalongan).
Dalam kesempatan itu, Ganjar Pranowo meminta semua kepala daerah fokus pada dua hal dalam penyusunan pembangunan untuk tahun 2023 mendatang. Dua hal itu adalah kebangkitan ekonomi pascapandemi dan penanganan kemiskinan.
“Kalau dulu setiap Musrenbang biasanya kepala daerah itu selalu saja mengusulkan pekerjaan fisik. Itu memang penting, tapi saya minta itu diusulkan saja. Saat Musrenbang ini saya minta fokus pada dua hal, yakni peningkatan ekonomi dan penanggulangan kemiskinan,” jelasnya.
Hal itu sejalan dengan arahan Presiden Indonesia. daerah harus bisa berkontribusi dalam membangun dan membangkitkan ekonomi negara pasca pandemi.
“Apalagi sekarang selain pandemi, ada gangguan geopolitik dunia. Energi pasti terganggu, pangan terganggu. Kita semua harus siap dengan skenario-skenario yang ada,” ungkapnya.
Ia meminta semua bupati dan walikota menyiapkan diri. Banyak hal yang bisa dilakukan, di antaranya optimalisasi UMKM, pengembangan sektor investasi, peningkatan infrastruktur, dan sebagainya.
Kalau itu sudah dilakukan, lanjut dia, maka isu kedua tentang pengentasan kemiskinan bisa ikut menggelinding. Kalau ekonomi bangkit, maka angka kemiskinan juga pasti turun.
Ia menambahkan, daerah tidak akan bisa berjalan sendiri-sendiri untuk menyelesaikan ini. Semua harus bergandengan tangan dan berkolaborasi aktif.
“Daerah harus berkolaborasi, mencari solusi untuk bersama-sama menyelesaikan. Di Musrenbang inilah kita harap inovasi dan kreativitas kabupaten/kota pada dua isu ini bermunculan,” tegasnya.
Sejumlah bupati dan walikota menyampaikan pandangannya terkait persoalan ini. Bupati Pekalongan, Fadia Arafiq mengatakan akan mengoptimalkan sektor investasi dan UMKM. Kabupaten Pekalongan merupakan daerah sentra pembuatan batik dan jeans.
“Kami sudah melakukan pendampingan kepada pelaku UMKM. Selain itu, kami juga mengoptimalkan perusahaan-perusahaan besar yang bisa menyerap tenaga kerja,” katanya.
Sementara itu, Bupati Batang dan Kendal sepakat akan mengoptimalkan sektor investasi. Adanya kawasan industri besar di dua daerah itu diyakini mampu menjadi pendongkrak pertumbuhan ekonomi.
“Kami juga sudah mempersiapkan dukungan, yakni membuat Balai Latihan Kerja (BLK) untuk menampung warga agar siap bekerja di kawasan industri itu,” kata Bupati Batang Wihaji.
Banyak inovasi dan kreasi yang muncul dari bupati/wali kota dalam Musrenbang itu. Di antaranya Semarang Raya telah bersepakat untuk meningkatkan kerja sama di bidang pariwisata, ekonomi, dan lainnya.
“Kami sudah bertemu dengan bupati wilayah aglomerasi. Kami sepakat untuk bersama-sama mengelola sektor pariwisata sebagai salah satu penopang ekonomi daerah selain sektor lain yang juga akan kami kerjasamakan,” kata Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi. (MC Batang, Jateng/Roza/Jumadi)