Martapura - Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Banjar Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner dalam hal ini siaga dan cepat tanggap menanggapi laporan warga terkait sapi mati mendadak di Desa Pekaumanm Martapura, Jumat (8/7).
"Meskipun PMK tidak menular ke manusia, masyarakat tetap cemas dengan merebaknya PMK yang menyerang hewan ternak. Alhamdulillah di Kabupaten Banjar masih zona hijau akan penyakit ini dan dipastikan aman untuk hewan kurban," ujar Kabid Keswan dan Kesmavet, drh. Lulu Vila Vardi.
"Perlu diketahui hewan yang terjangkit PMK dapat dilihat dari segi fisik hewan. Pertama, hewan yang terkena PMK lebih banyak mengeluarkan air liur. Jika mulutnya dibuka, terdapat bercak-bercak merah semacam sariawan," sambungnya.
Ia menjelaskan, ciri fisik yang menonjol yakni terdapat luka pada kuku hewan. Namun, pada kasus yang lebih berat, kuku hewan dapat lepas sehingga hewan tidak mampu menopang tubuhnya untuk berdiri.
Sementara itu, Kasi Kesehatan Hewan drh. M. Akbar Susanto menjelaskan kematian sapi di Pekauman disebabkan oleh kurang tepatnya dalam pemberian konsumsi pakan karena meletakkan sapi tepat dipinggir sungai.
"Sehingga sapi memakan langsung rumput yang ada dipinggir sungai yang semestinya tidak dilakukan karena adanya kandungan gas yang cukup tinggi dan tertahan didalam perut sapi," pungkas Akbar.