Takengon - Sejak pekan ketiga Mei 2020, sejumlah ruangan di SMA Negeri 4 Takengon dijadikan sebagai tempat isolasi mandiri oleh Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah. Lokasi ini kemudian menjadi tempat isolasi bagi warga yang baru pulang dari luar daerah, khususnya dari daerah-daerah yang menjadi klaster COVID-19 maupun yang baru pulang dari luar negeri.
Namun, seiring dengan akan diberlakukannya tatanan kehidupan baru di Kabupaten Aceh Tengah, tempat isolasi ini akan segera ditutup dan dikembalikan fungsinya sebagai tempat belajar mengajar.
Meski satu-satunya tempat isolasi pemda ini akan ditutup, namun empat titik pos perbatasan Kabupaten Aceh Tengah dengan Kabupaten Gayo Lues, Kabupaten Nagan Raya, Kabupaten Bener Meriah, dan Pos Pemeriksaan (Check Point) di Kampung Paya Tumpi, akan tetap diaktifkan. Bahkan pemeriksaan terhadap pendatang akan semakin diperketat.
Hal ini ditegaskan oleh Bupati Aceh Tengah Shabela Abubakar dalam rapat terbatas dengan sejumlah Satuan Kerja Pemerintah Kabupaten (SKPK), Kamis (2/7).
“Kita akan segera memasuki fase tatanan hidup baru, tempat isolasi pemda yang ada di SMA Negeri 4 Takengon akan segera kita tutup.Namun demikian pemeriksaan di pos perbatasan akan tetap dipertahankan bahkan semakin diperketat, kita tidak ingin kecolongan,” ungkap Shabela.
Lebih lanjut, Shabela mengatakan bahwa sebagai daerah zona hijau, Kabupaten Aceh Tengah diizinkan untuk mememulai aktivitas belajar mengajar dengan sistem tatap muka, khususnya untuk jenjang SMP, SMA dan SMK. Oleh karenanya, sarana prasarana belajar yang selama ini 'dipinjam' oleh pemerintah daerah sebagai tempat isolasi, akan segera dikembalikan fungsinya untuk kegiatan belajar mengajar.
Menanggapi kekhawatiran beberapa kalangan terhadap dampak eks lokasi isolasi ini bagi siswa maupun guru, Bupati Shabela menjamin bahwa tempat ini steril, aman dan bebas dari COVID-19.
“Saya bisa pastikan bahwa tempat ini steril dan aman untuk digunakan kembali sebagai tempat belajar mengajar, karena sudah dilakukan penyemprotan disinfektan secara berulang, dan semua yang pernah di karantina disini tidak ada satupun yang positif COVID-19, jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan,” jelasnya.
Dalam waktu dekat, Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah memang akan segera menerapkan tatanan kehidupan baru.
Terkait hal itu, Shabela meminta kepada masyarakat untuk mempersiapkan diri memasuki tatanan hidup baru yang produktif dan aman COVID-19.
Penerapan tatanan hiduo baru ini, menurut Shabela, yakni aktivitas masyarakat di berbagai bidang diperbolehkan kembali berjalan seperti biasa, namun protokol kesehatan akan diterapkan secara ketat.
"Kami mengharapkan masyarakat bersiap untuk memasuki tatanan hidup baru, silakan beraktivitas sesuai bidang masing-masing, tapi tetap patuhi protokol kesehatan," ujar bupati.