Sentani - Bupati Jayapura Mathius Awoitauw, melalui Sekretaris Daerah Hana S. Hikoyabi menegaskan bahwa pihaknya telah mendatangi Sekolah Dasar Negeri (SDN) Sentani dan juga telah memobilisasi perlengkapan tempat belajar seperti meja dan kursi dari sekolah lain sambil menunggu meja dan kursi yang baru.
“Nantinya meja dan kursi ini akan digunakan untuk mengisi enam ruang kelas yang belum memiliki meja dan kursi. Nah, terkait dengan apa yang menjadi keluhan para guru dan siswa akan kita selesaikan pada anggaran induk di tahun 2023 dan akan dilengkapi semua meja kursinya,” jelas Hana Hikoyabi, ketika dikonfimasi wartawan, baru-baru ini.
Penegasan ini untuk menanggapi pemberitaan tentang tidak lengkapnya fasilitas berupa meja dan kursi di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Sentani. Sehingga membuat ratusan siswa belajar dengan cara melantai atau lesehan, yang diberitakan oleh salah satu surat kabar harian lokal di Provinsi Papua.
Selain itu, Hana mengatakan dengan tegas bahwa pihaknya selalu memprioritaskan pendidikan di Kabupaten Jayapura.
“Jadi, kita sama sekali tidak pernah mengabaikan pendidikan di Kabupaten Jayapura, malahan sebaliknya. Kenapa kita prioritaskan?, karena sesuai dengan visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati Jayapura yakni, Jayapura berkualitas, ramah dan sejahtera,” tegasnya.
Untuk itu, mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Jayapura ini menyampaikan, dirinya bersama Kepala Dinas Pendidikan Ted Y. Mokay telah mendatangi sekolah terkait dan sudah memobilisasi perlengkapan tempat belajar seperti meja dan kursi dari sekolah lain sambil menunggu meja kursi yang baru.
"Sudah kita pesan, hanya mereka tadi sampaikan itu dua pekan dari sekarang baru bisa di isi meja dan kursi. Jadi, kita sudah pesan dari dua pekan yang lalu. Ya, ada 160 sekian kursi dan meja yang akan kita tempatkan di ruang-ruang kelas yang belum ada meja kursinya di sekolah dasar negeri Sentani itu," tegasnya.
Sementara itu di tempat terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Jayapura Ted Y. Mokay mengatakan, persoalan kekurangan (tidak adanya) meja dan kursi belajar tidak akan terjadi apabila pihak sekolah (SDN Sentani) itu tidak menerima siswa melebihi kapasitas.
Menurut mantan Kepala Dinas PU Kabupaten Jayapura ini, harusnya sekolah menerima siswa berdasarkan (sesuai) dengan daya tampung yang tersedia di sekolah tersebut.
“Tapi yang terjadi, malah sekolah menerima siswa melebihi daya tampung dan akhirnya sekolah membagi jam pelajaran menjadi 2 shift yaitu, pagi dan siang. Disini perlu saya tegaskan, dalam penerimaan siswa tidak ada urusannya dengan kami di dinas. Kita hanya tau sekolah terima normal sesuai dengan daya tampung,” ujar Ted Mokay.
“Jadi, inti persoalannya seperti itu. Semua tidak akan terjadi jika dari awal sekolah tidak menerima siswa sesuai dengan daya tampung yang tersedia,” tambah pria yang pernah menjabat sebagai Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Jayapura ini di akhir wawancaranya.