Takengon – Salah satu profesi yang tidak mengenal istilah work for home saat pandemi COVID-19 adalah penyuluh pertanian. Meski dalam suasana pademi, dimana sebagian besar orang mengurangi aktivitas di luar rumah, para penyuluh pertanian ini tetap menjalankan tugas untuk melakukan penyuluhan dan pembinaan kepada para petani.
Seperti yang dilakukan oleh para penyuluh pertanian di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Linge, Kabupaten Aceh Tengah. Ketika aktivitas di luar rumah mulai dibatasi pada masa pananganan COVID-19, para penyuluh ini tetap turun ke lapangan untuk membina para petani, salah satunya melalui kegiatan demonstrasi farm (Demfarm) padi di Kampung/Desa Kute Rayang Isaq, Kecamatan Linge.
Upaya para penyuluh pertanian tersebut tidak sia-sia, Demfarm padi yang mereka laksanakan di Desa Kute Rayang Isaq, Sabtu (11/7), memasuki masa panen. Lahan Demfarm seluar 1 hektar itu mampu menghasilkan gabah kering panen (GKP) sekitar 7 ton, sementara varietas lokal dengan pola tanam konvensional, hanya mampu menghasilkan 4 sampai 4,5 ton per hektar.
Hasil itu selain membuat para penyuluh sumringah, petani yang ikut melakukan panen padi tersebut juga cukup antusias melihat hasil yang lumayan bagus itu.
Kampung Kute Rayang Isak ini memiliki sekitar 50 hektar lahan sawah. Jika pola ini bisa diterapkan oleh semua petani, kampung ini akan mampu memiliki cadangan pangan yang melebihi kebutuhan penduduknya, dan ini sangat penting dalam kondisi pandemi COVID-19 seperti saat ini.
Seperti diungkapkan oleh Koordinator BPP Linge Aliman Efendi, meski sudah sering dilakukan pembinaan dan penyuluhan secara rutin, namun kegiatan percontohan seperti ini tetap perlu dilakukan untuk memberikan contoh dan motivasi kepada petani.
“Biasanya petani cenderung akan mencontoh setelah apa yang kita lakukan menunjukkan hasil yang baik, itulah sebabnya kegiatan percontohan seperti demfarm ini tetap perlu kita lakukan, karena dari pengalaman kami di lapangan, petani baru merasa yakin jika yang dilakukan oleh penyuluh sesuai dengan apa yang disampaikan kepada petani” ungkap Aliman.
Terkait aktivitas penyuluh pertanian ke lapangan selama masa pandemi, Aliman menyatakan bahwa itu bukan masalah, justru dengan turun ke lapangan, penyuluh sudah melakukan physical distancing, karena tempat yang dituju adalah kebun-kebun atau sawah petani, dan dalam penyampaian penyuluhan juga menjaga jarak.
"Kami para penyuluh adalah pekerja lapangan, apapun yang terjadi tetap wajib melakukan pembinaan dan penyuluhan kepada petani, karena itu tugas kami, dengan turun ke lapangan justru kami telah melakukan physical distancing dengan sendirinya, karena yang kami kunjungi bukan tempat keramaian melainkan sawah dan kebun petani,” lanjutnya.
Kegiatan panen di lahan Demfarm kemarin, selain dihadiri semua penyuluh di BPP Linge dan kelompok tani, juga dihadiri oleh Bidang Penyuluhan dan Kelompok Jabatan Fungsional (KJF) Penyuluh Dinas Pertanian Kabupaten Aceh Tengah, serta Babinsa setempat.