Demak - Pemerintah Kabupaten Demak menerima kunjungan kerja Wetlands Internasional Filipina serta Stakeholder of Manila Bay Program.
Kunker yang dipimpin perwakilan Wetlands Internasional Filipina Annadel Kabahban diterima Bupati Demak Eisti’anah bersama Wakil Bupati Ali Makhsun di Gedung Ghradhika Bina Praja, Selasa (31/1).
Perwakilan Wetlands International Indonesia, Tim dari San Miguel Aerocity, Cecil menyampaikan, tujuan kunker adalah untuk belajar program yang sudah diterapkan Pemkab Demak, yakni program building with nature yang berfokus pada pengendalian erosi pantai dan pemulihan kawasan mangrove.
Cecil menjelaskan, pihaknya akan mengembangkan bandara di kawasan pesisir, jadi akan ada kemungkinan harus melakukan rehabilitasi sebagai pengganti dari penggembangan bandara tersebut.
“Kami harus menyiapkan lahan baru sebagai pengganti kawasan yang ada nilai lingkungan terutama dari sisi biodiversitas, juga termasuk bagaimana mekanisme yang dilaksanakan pemerintah dan stakeholder, terutama dengan masyarakat. Karena bagaimana pun juga program ini akan dikembangkan untuk memberikan manfaat bagi semua pihak yang terlibat. Semoga nantinya program building with nature dapat diterapkan di Filipina," kata Cecil.
Menanggapi hal tersebut, Bupati Demak Eisti’anah berharap pertemuan ini bisa menghasilkan kesepahaman dan sinergisitas bagi semua pihak dalam upaya konservasi dan restorasi lahan basah terutama penanganan kawasan pesisir karena penanganan kawasan pesisir harus dilakukan secara komperhensif.
Eisti menjelaskan, keberadaan pantai di Demak memberi manfaat banyak dari segi ekonomis bagi masyarakat, tetapi saat ini wilayah pesisir di Kabupaten Demak rawan abrasi dan rob, sehingga setelah Demak menjadi salah satu wilayah kerjasama melalui program building with nature, beberapa titik kerusakan di pantai dapat teratasi.
“Penangkapan sedimen dengan menggunakan struktur semi-permeable terbukti mampu meminimalisir efek abarasi dan rob. Hasilnya kesejahteraan masyarakat pesisir seperti Desa Bedono, Timbulsloko dan Betahwalang dapat meningkat. Mereka kini mampu merawat dan memanfaatkan mangrove sabagai ekosistem udang dan bandeng,” terangnya.
Terpisah, Kepala Bidang Ekonomi dan Prasarana Wilayah Bapelitbangda Kabupaten Demak Ahmad Nur Azizul Miftah mengungkapkan, program building with nature berkaitan dengan alam, bukan menggunakan struktur beton dan sebagainya.
“Kami menggunakan trucuk bambu dan ditengahnya di kasih ranting sehingga ketika ombak masuk, lumpur masuk tertinggal disini sehingga terbentuk daratan, setelah itu baru di tanami mangrove. Namun itu tidak bisa disemua lokasi seperti lokasi yang dalam dan ombak tinggi,” jelas Azizul.
Berkat progam tersebut, lanjutnya, Demak mendapat penghargaan dari PBB masuk 10 besar kategori penanganan dan konservasi.
“Dan projek ini ingin dikembangkan di Filipina karena mereka ingin mengembangkan bandara di kawasan pesisir terbesar nomor dua di sana. Nanti setelah dua tahun dari kunjungan ini, ada kemungkinan mereka berhasil, mereka akan balik mengundang kita untuk melihat hasil kerja, studi banding dari Demak,” jelasnya.
Sedangkan untuk wilayah studi lapangan, Pemkab Demak mengajak rombongan menuju Dua kecamatan di wilayah pesisir, yakni Desa Betahwalang Kecamatan Bonang dan Desa Tambak Bulusan Kecamatan Karang Tengah.