Buton - Dalam rangka mengembangkan dan mengoptimalkan potensi pariwisata di Kabupaten Buton, pemerintah daerah setempat melalui Dinas Pariwisata menggelar seminar akhir studi dan kajian akademi revisi Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Daerah (RIPDA) 2021-2026, Senin (10/8).
Kegiatan seminar ini berlangsung di aula kantor Bupati Buton dengan melibatkan Lembaga Penelitian Universitas Haluhaleo Kendari.
Asisten III Setda Buton Laode Muhidin Mahmud, dalam sambutannya berharap agar hasil dari seminar ini nanti dapat menjadi rencana pengembangan potensi kepariwisataan.
“Membangun pariwisata itu tidak mudah butuh waktu yang lama. Dengan adanya seminar tentang rencana induk pengembangan kepariwisataan daerah diharapkan sektor pariwisata memiliki peluang yang sangat besar untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.
Dirinya menjelaskan, Wakatobi butuh waktu 10 tahun baru bisa eksis dengan melakukan promosi dalam dan luar negeri, begitu juga dengan Kabupaten Buton harus terus melakukan promosi sehingga sektor pariwisata dapat berkembang.
Dia juga berharap agar para peserta dapat mengikuti seminar sehingga dapat memberikan masukan-masukan untuk kemajuan pariwisata di Kabupaten Buton dalam rangka penyempurnaan RIPDA 2021-2026 sehingga dapat menghasilkan sesuatu yang baik untuk kedepan.
“Apa yang dirintis kadis lama dilanjutkan dalam rangka promosi,” harapnya.
Sementara di tempat yang sama, Plt Kadis Pariwisata Buton Rusdi Nudi mengatakan, seminar akhir studi dan kajian akademi rencana induk kepariwisataan daerah ini adalah sesuatu yang mutlak yang harus dimiliki, apalagi sebagai sebuah daerah yang punya potensi wisata.
“Sektor kepariwisataan menjadi urutan kelima prioritas pada visi misi pemerintah pusat,” katanya.
Dirinya berharap sektor pariwisata di Buton bisa meningkat dan berkembang. Oleh karena itu harus dibuat rencana dan master plan terlebih dahulu.
“Kami memilih peneliti dari UHO sejak Februari lalu karena lembaga ini memahami secara utuh master plan pariwisata daerah. Tentu dengan seminar ini kita akan menyamakan presepsi dan memberi masukan pembangunan pariwisata agar terarah, bersinergi dan berkesinambungan,” ujarnya.