Takengon – Bupati Aceh Tengah Shabela Abubakar mengunjungi permukiman Pamar, Kecamatan Rusip Antara, Rabu (26/8).
Shabela bernostalgia pernah mengunjungi daerah terpencil itu dengan berjalan kaki puluhan kilometer saat menjabat sebagai Camat Silih Nara dan daerah Pamar masih merupakan wilayah dari Kecamatan Silih Nara sebelum dimekarkan menjadi bagian dari Kecamatan Rusip Antara.
“Dulu, puluhan tahun yang lalu, sewaktu saya masih menjadi Camat Silih Nara, pernah mengunjungi Pamar dengan berjalan kaki puluhan kilometer, karena waktu itu infra struktur jalan ke wilayah ini belum bila dilalui kendaraan, Alhamdulillah sekarang kondisinya sudah jauh lebih baik, dan kendaraan sudah bisa sampai ke wilayah ini,“ ungkap Shabela.
Dalam kunjungannya ke daerah terpencil tersebut, Shabela yang didampingi oleh Kepala Dinas Pertanian Nasrun Liwanza menyatakan bahwa Pamar memiliki potensi untuk pengembangan pangan secara ekstensifikasi, kerena masih memiliki lahan marginal yang cukup luas. Selain itu, dengan terbukanya keterisoliran wilayah ini, memungkinkan untuk membawa hasil pertanian dari daerah ini keluar.
“Sekarang infrastruktur jalan sudah relatif bagus, ini harus bisa didukung oleh masyarakat dengan meningkatkan produksi pertanian, karena sudah tidak ada kendala lagi untuk membawa keluar produk pertanian dari sini untuk dipasarkan,” ujar Shabela dalam pertemuan silaturrahminya dengan masyarakat kemukiman Pamar.
Demikian juga dengan lahan marginal yang saat ini belum termanfaatkan secara optimal, ujar Shabela dapat dimaksimalkan pemanfaatannya, sehingga wilayah ini bisa menjadi sentra produksi dan penyangga kebutuhan pangan bagi masyarakat Kabupaten Aceh Tengah.
Menurut Shabela, ekstensifikasi lahan pertanian berupa cetak sawah baru masih memungkinkan untuk dikembangkan di kemukiman yang terdiri empat kampung yaitu Merandeh Paya, Tanjung, Paya Tampu dan Kuala Rawa itu.
"Saya yakin jika lahan pertanian di Kemukiman Pamar dikelola dengan baik dan dimanfaatkan secara optimal, maka dapat memenuhi kebutuhan beras untuk seluruh Kabupaten Aceh Tengah dan tidak perlu lagi didatangkan dari luar daerah, lahan marginal di wilayah ini juga sangat memungkinkan untuk dilakukan ekstensifikasi melalui program cetak sawah, untuk mengimbangi penyusutan luas lahan sawah di wilayah lainnya akibat alih fungsi lahan, tolong pak Kadis Pertanian segera buat kajiannya," ujarnya.
Meski mewacanakan program cetak sawah untuk peningkatan ketahanan pangan daerah, namun Shabela mengingatkan kepada seluruh masyarakat untuk tetap menjaga kelestarian hutan dan lingkungan sehingga tetap tersedia sumber air untuk mengairi pertanian dan tidak timbul bencana alam.
“Kita memang sudah mewacanakan program cetak sawah di wilayah ini, tapi program ini jangan sampai menyebabkan kerusakan hutan dan lingkungan, karena kelestarian hutan sangat dibutuhkan untuk menjamin ketersediaan air untuk pertanian," pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Aceh Tengah Nasrun Liwanza secara simbolis menyerahkan bantuan pembangunan pintu air untuk irigasi perdesaan yang akan dibangun swakelola oleh kelompok tani di dua kampung dalam rangka mendukung intensifikasi pertanian di wilayah ini.
“Salah satu upaya kami untuk mendongkrak ketahanan pangan di daerah ini adalah melalui intensifikasi pertanian yang melibatkan petani dan kelompok tani secara swakelola, termasuk pembangunan jaringan irigasi perdesaan untuk menjamin ketersediaan air, sehingga petani dapat menanam padi lebih dari satu kali dalam setahun,” ungkap Nasrun.
Sementara untuk merealisasikan program cetak sawah seperti yang diwacanakan oleh bupati Aceh Tengah, pihaknya akan terlebih dahulu melakukan kajian dan studi kelayakan, sehingga ketika program ini nantinya teralisasi, bisa berhasil optimal dan tidak berdampak pada kerusakan lingkungan.
"Untuk cetak sawah, kami akan melakukan kajian dan studi kelayakan terlebih dahulu, karena program cetak sawah ini sifatnya kompleks, jadi harus dengan perencanaan yang matang agar tidak terjadi kegagalan dalam pelaksanaannya," ujar Nasrun.