Pandeglang - Stunting adalah kondisi gagal pertumbuhan pada anak (pertumbuhan tubuh dan otak) akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama. Sehingga, anak lebih pendek dari anak normal seusianya dan memiliki keterlambatan dalam berpikir. Namun ada sebuah harapan bagi balita stunting untuk dapat tumbuh normal jika kecukupan protein hewani bisa terpenuhi.
"Yang masih di 2 tahun pertama bisa masuk ke jalur tumbuh normal, walau fisik tidak terkejar minimal otak nya akan tumbuh normal," kata Rektor Universitas Yayasan Rumah Sakit Islam (YARSI) Fasli Jalal, Rabu (2/9).
Disampaikan Prof.dr. Fasli Universitas Yarsi sudah bersinergi dengan pemerintan daerah Kabupaten Pandeglang melakukan penanganan stunting dengan beberapa program. Kata dia, salah satu program yang dilakukan adalah edukasi kepada orang tua balita stunting dalam pemberian asupan gizi.
"Dari banyak protein hewani, telurlah yang mudah dicerna, untuk itu kami memberikan asipan protein dari telur selama 6 bulan kedepan untuk di 6 Kecamatan dan 10 Desa yang menjadi pilot project," ungkapnya.
Ia menjelaskan, kebutuhan normal untuk satu orang balita stunting dalam satu hari yaitu 1 gram/ 1kg berat badan balita. Untuk kata Prof.dr Fasli, pihaknya mengajarkan berbagai olahan manan yang berbahan telur. "Hawatir bosan setiap hari bisa diolah dengan produk lain, yang terpenting ada masukan peotein hewani, kita ajari orang tuanya sehingga variatif dalam ngolah telur," ujarnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, bantuan 54.700 telur ini dukungan dari PT. Charoen Pokphand Indonesia yang siap membantu penyediaan kebutuhan hewani bagi balita stunting. "Mereka siap membantu dan bersinergi, semoga pandeglang bisa lebih cepat penurunan angka stunting sehingga bisa menjadi percontohan," pungkasnya.
Bupati Pandeglang Irna Narulita mengucapkan terimakasih atas dukungan dari Universitas Yarsi dan PT Charoen Pokphand Indonesia dalam penurunan angka stunting di Pandeglang.
"Stimulus harus kita berikan kepada balita ini,' tegasnya.