Buton - Pulau Pendek di Desa Boneatiro, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara, yang baru-baru ini viral karena dijual secara online oleh oknum yang tidak bertanggung jawab akan dijadikan sebagai destinasi andalan oleh penghasil aspal alam terbesar di dunia tersebut.
Pulau yang memiliki luas sebesar 242,04 hektar itu menyimpan keindahan alam sangat menakjubkan.
Hal tersebut diungkapkan oleh Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Buton Rusdi Nudi.
Menurutnya, Pulau Pendek memiliki hamparan pasir putih yang indah, sehingga bisa dijadikan sebagai tempat untuk melakukan diving. Selain itu, Pulau Pendek tersebut sangatlah strategis sekali karena posisinya tepat berada pada teluk Kapontori serta terdapat pula tempat pengasapan ikan kaholeo yang berada di Desa Boneatiro.
"Jadi memang Pulau Pendek itu bisa menjadi tempat wisata yang sangat potensial," kata Rusdi Nudi saat dikonfirmasi baru-baru ini.
Dengan keindahan alamnya tersebut, lanjut dia, pada tahun 2013-2014 Dinas Pariwisata Kabupaten Buton pernah berencana untuk mengembangkan Pulau Pendek menjadi destinasi wisata andalan.
"Tapi kemudian kita kesulitan karena adanya klaim terhadap keluarga atau kelompok keluarga terhadap pemilik dari Pulau Pendek tersebut, setelah itu vakum tidak diurus lagi," ucapnya.
Kemudian, dua bulan sebelum Pulau Pendek tersebut viral di Nasional, pihaknya melakukan peninjauan lapangan didampingi salah satu anggota DPRD Kabupaten Buton dan empat Kepala Desa di Kecamatan Kapontori.
"Kami dua bulan lalu Tim Pariwisata turun lagi karena atas rekomendasi dari para komunitas juga, para pelaku diving dan para pelaku wisata karena salah satu potensi yang bisa dikembangkan di Buton itu adalah Pulau Pendek," tuturnya.
Setelah melakukan peninjauan langsung, Pulau Pendek memiliki nilai ekonomis jika dikembangkan menjadi destinasi wisata andalan daerah. Karena posisinya berada di irisan Teluk Kapontori.
"Teluk Kapontori itu berada diarea empat Desa tersebut diantaranya adalah Barangka dan Boneatiro dan disitu airnya teduh, menarik disitu karena orang diving juga sering disitu," katanya.
"Setelah heboh di media online ini, saya telepon kepala Desa Boneatiro terkait informasi penjualan Pulau Pendek tersebut. Jadi jawabannya dia sampai hari ini tidak ada yang sampai mengurus di desa ini, tidak ada dokumen apa-apa dan tanah itu benar bahwa ada orang mengaku punya sertifikat, kemudian mereka mengaku bahwa itu sudah lama. Mereka mengklaim itu, tetapi tanah itu milik keluarga besar kalaupun ada yang klaim karena tidak boleh dijual satu atau dua orang," ujarnya.