Takengon – Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah memberikan apresiasi kepada Kementerian Perdagangan dan Uni Eropa yang sudah berkomitmen untuk mendukung peningkatan promosi produk kopi Gayo sebagai salah satu produk kebanggaan Indonesia melalui acara Indonesian Coffee Week dan Coffee Tasting of Gayo Arabica Coffee yang digelar di Jakarta, Senin (21/9).
Hal ini disampaikan oleh Plt Sekretaris Daerah Arslan Abd Wahab, ketika mengikuti opening statement Q/A pada acara Indonesian Coffee Week dan Coffee Tasting of Gayo Arabica Coffee secara virtual bersama unsur Forkopimda, Masyarakat Perlindungan Kopi Gayo (MPKG) dan para pelaku bisnis kopi arabika Gayo di Takengon, Aceh Tengah.
“Kami mengapresiasi dan berterima kasih atas dukungan penuh Kementerian Perdagangan RI dan Uni Eropa melalui program kerjasama Arise+ atas promosi produk kopi Gayo yang merupakan kopi Indonesia pertama yang sudah diakui di daratan Eropa," ungkap Arslan.
Arslan berharap kerjasama ini dapat terus berlanjut dan menghasilkan kontrak dagang yang akhirnya dapat mensejahterakan para petani dan pelaku bisnis kopi Gayo di Aceh Tengah.
Dalam acara yang dikemas dengan tajuk Launching of The International Gayo Arabica Coffee Celebrating Week yang digelar di Nusantara Coffee House Cafe, Lobby Gedung Utama Kementerian Perdagangan, tampil sebagai narasumber Menteri Perdagangan Agus Suparmanto, Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam Vincent Piket, Duta Besar RI untuk Hongaria dan Eropa Tengah Dimas Wahab, serta Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Ahmad Kasan.
Acara ini merupakan kolaborasi Kemendag bersama Arise+ Indonesia dalam rangka mempromosikan sekaligus meningkatkan awareness produk dengan Indikasi Geografis sebagai komponen penting untuk meningkatkan daya saing di pasar ekspor.
Seperti diketahui, kopi arabika Gayo merupakan salah satu kopi Indonesia yang telah meiliki sertifikat Indikasi Geografis (IG) sejak tahun 2010 yang lalu. Kopi Gayo juga dikenal memiliki rasa dan aroma khas yang telah dikenal dunia, bahkan kopi ini pernah menjadi salah satu jenis kopi termahal di dunia. Pada 2017, melalui kerjasama Uni Eropa dan Indonesia Trade Cooperation Facility (TCF, 2011—2016) kopi gayo mendapatkan status Protected Geographical Indications (PGI) dari Uni Eropa. Kerja sama bilateral untuk mempromosikan dan meningkatkan branding kopi gayo berlanjut melalui program ARISE+ Indonesia senilai EUR 15 juta (2019-2023).
Dalam kesempatan ini, Menteri Perdagangan Agus Suparwanto menyampaikan, IG merupakan ciri khas produk di wilayah tertentu dimana kualitas, reputasi atau karakteristik melekat dengan daerah asal produk serta memiliki faktor lingkungan geografis produk.
“Ciri-ciri tersebut, meliputi faktor alam, faktor manusia, atau kombinasi dari keduanya, yang memberikan reputasi, kualitas dan karakteristik tertentu pada barang atau produk yang dihasilkan,” kata Agus.
Lebih lanjut, Agus menyampaikan bahwa saat ini Indonesia dan Uni Eropa dalam proses negosiasi Indonesia-EU Conprehensive Ecobomic Partnership Agreement (IEU-CEPA). Salah satu kesepakatannya adalah pertukaran registrasi produk IG serta membuka jalan bagi pengakuan produk IG Indonesia di Uni Eropa dan sebaliknya.
“Produk IG Indonesia merupakan pembawa identitas bangsa Indonesia di Pasar Eropa, dan Kopi Arabica Gayo merupakan produk IG Indonesia pertama yang diakui Eropa sejak 2017, kita harapkan dengan finalisasi IEU-CEPA ini, berbagai jenis kopi dan produk IG lainnya dapat diakui serta dilindungi di pasar Uni Eropa,” pungkasnya.
Sementara itu, para petani kopi Aceh Tengah yang diwakili oleh MPKG dan para pelaku bisnis kopi menyambut baik even promosi yang diprakarsai oleh Kementerian Perdagangan ini. Mereka berharap, dengan terbukanya pasar Uni Eropa, harga kopi arabika Gayo yang dalam beberapa bulan terakhir mengalami penurunan drastis akibat pandemi Covid, bisa terdongkrak kembali.
“Kita tahu bahwa saat ini harga kopi arabika Gayo, mengalami penurunan yang cukup signifikan akibat pandemi COVID-18 yang menyebabkan ekspor terhambat. Kita berharap promosi seperti ini akan membuka kembali kran ekspor yang selama ini terkendala, sehingga harga kopi Gayo ikut terdongkrak dan kesejahteraan petani kembali trangkat," ujar Ketua MPKG Mustafa Ali.