Takengon – Setelah sempat tertunda beberapa kali akibat pandemi COVID-19, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Takengon akhirnya menggelar Sidang Senat Terbuka Wisuda Sarjana dan Magister di Auditorium Kampus IAIN Takengon, Sabtu (26/9).
Wisuda sarjana dan pascasarjana ini merupakan yang pertama kali sejak peningkatan status dari Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Gajah Putih menjadi IAIN Takengon berdasarkan Peraturan Presiden RI Nomor 41 Tahun 2020 tentang Institut Agama Islam Negeri Takengon yang ditandatangani oleh Presiden Joko Widodo pada 28 Februari 2020.
Rektor IAIN Takengon Zulkarnain menyampaikan bahwa untuk tahun akademik 2019/2020, pihak universitas mewisuda 263 orang sarjana strata-1 dan 29 magister.
Lebih lanjut Zulkarnain merinci para wisudawan/wati itu berasal dari jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) sebanyak 43 Orang, Tadris Bahasa Arab 6 orang, Tadris Bahasa Inggris 28 orang, Tadris Matematika 28 Orang, Pendidikan Islam Anak Usia Dini 51 Orang, Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah 24 orang, Manajemen Pendidikan Islam 9 orang, Ekonomi Syariyah 22 orang, Perbankan Syariyah 28 orang, Hukum Tata Negara 9 orang, Komunikasi Penyiaran Islam 12 orang, Ilmu Al Qauran Tafsir 3 orang dan Magister Pendidikan Agama Islam sebanyak 29 orang.
"Alhamdulillah, tahun ini IAIN Takengon melahirkan lulusan sebanyak 263 sarjana dan 29 magister, ini merupakan lulusan perdana pasca kenaikan status dari STAIN menjadi IAIN Takengon," ungkap Zulkarnain.
Zulkarnain menyampaikan, sebelum berubah status menjadi IAIN, kampus ini sudah melahirkan ribuan sarjana dari berbagai jurusan, karena perguruan tinggi ini sudah berdiri sejak tahun 1986.
“Kampus ini memiliki sejarah panjang sebelum sampai kepada status yang sekarang ini, dibuka pada tahun 1986 dengan nama Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Gajah Putih, kemudian meningkat statusnya menjadi perguruan tinggi negeri dengan nama Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Gajah Putih pada tahun 2012 dan sekarang kembali naik status menjadi IAIN Takengon, sejak berdirinya sampai sekarang kampus ini sudah melahirkan ribuan sarjana dari beberapa jurusan dan program studi yang ada,” lanjut Zulkarnain.
Sementara itu, Bupati Aceh Tengah Shabela Abubakar, dalam sambutannya menyatakan bahwa prosesi wisuda bukan sebagai akhir proses mencari ilmu pengetahuan, tapi justru merupakan pintu gerbang penerapan dan pengembangan kemampuan untuk berperan dalam masyarakat.
"Perlu saudara-saudara ketahui, bahwa wisuda bukanlah tujuan atau akhir sebuah proses, tapi justru menjadi awal untuk mengimplementasikan ilmu yang didapat selama berada di bangku kuliah untuk memberi manfaat kepada masyarakat dengan berbagai peran, wisuda ini merupakan pembuktian bahwa saudara-saudara adalahi sumber daya manusia andal. Untuk itu kami mengharapkan agar saudara-saudara mampu menjadi bagian utama dalam menata dan menyelesaikan berbagai persoalan sebagai tantangan dalam kehidupan global dan lingkungan yang dinamis," ungkap Shabela.
Shabela juga meminta agar para wisudawan/wati bisa menjadi generasi mandiri yang tidak hanya berharap mendapatkan pekerjaan dari pemerintah atau swasta, tapi mempu menciptakan peluang sendiri dalam pengembangan karir sesuai disiplin keilmuan yang dimiliki.
"Saudara-saudara harus mampu mandiri dan memposisikan diri untuk bisa menciptakan peluang pekerjaan bagi diri sendiri dan orang lain, jangan menggantungkan harapan pada lapangan pekerjaan yang sangat terbatas," lanjutnya.
Shabela juga mengharapkan agar para lulusan tidak cepat berpuas diri dengan gelar yang sudah diraih, tapi terus berusaha menggapai jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Dia menawarkan kesempatan kepada para sarjana dan magister yang baru diwisuda untuk melanjutkan pendidikan dengan memanfaatkan beasiswa yang disediakan lembaga peningkatan sumber daya manusia baik di dalam maupun luar negeri.
"Kami selaku pimpinan daerah berkomitmen untuk memajukan mutu pendidikan, karena kami berkeyakinan pendidikan merupakan modal utama untuk memangkas dan memutus rantai kemiskinan, untuk itu kami berharap saudara-saudara mampu meraih peluang besiswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, karena daerah ini membutuhkan tenaga-tenaga skill yang memiliki kemampuan mumpuni untuk membangun daerah ini kedepan, dan harapan ini ada di tangan kalian," pungkasnya.
Prosesi wisuda sarjana dan pascasarjana IAIN Takengon yang digelar kali ini menerapkan protokol kesehatan yang sangat ketat, tempat duduk wisudawan diatur sedemikian rupa berjarak 1,5 meter sati dengan lainnya. Hanya wisudawan dan civitas akademika terkait yang diperbolehkan masuk ke ruang wisuda, serta jumlah undangan juga sangat dibatasi.