Natuna - Diskriminasi, dan stigma negatif terhadap pasien COVID-19 berdampak negatif terhadap kondisi pasien sehingga dapat menurunkan imunitas tubuh.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala UPTD Puskesmas Ranai M. Nazari. Menurutnya, masyarakat harus mampu membangun empati terhadap sesama yang terdampak COVID-19 dan berupaya membangun hal-hal positif untuk mencegah stigma dan diskriminasi tersebut.
"Sebenarnya stigma negatif muncul karena adanya kecemasan berlebih dari masyarakat karena virus tersebut. Posisikan diri kita menjadi pasien tersebut, bangunlah rasa empati," ujar Nazari di Natuna, Selasa (1/12)
Selain itu, ia juga meminta agar masyarakat tidak mudah meneruskan informasi hoaka karena hal tersebut dapat menyebabkan kekhawatiran.
Diketahui bahwa dalam satu bulan terakhir terjadi peningkatan kasus covid-19 di Kabupaten Natuna dengan rata rata gejala ringan bahkan OTG. Tercatat bahwa sampai dengan 30/11, ada 55 kasus di Natuna. Dengan rincian, 1 kasus meninggal, 32 kasus sembuh dan 22 kasus yang masih diisolasi. Dari sejumlah kasus tersebut, kebanyakan adalah orang tanpa gejala (OTG).
"Kasus di Natuna hampir semua tanpa gejala atau gejala ringan. Tidak dengan gejala berat seperti yang terjadi pada awal mula pandemi," ucapnya.
Ia juga menuturkan bahwa jika pasien dengan gejala ringan atau OTG, tidak perlu dilakukan tes usap atau swab lagi, melainkan cukup dengan isolasi selama 14 hari.
Kepada masyarakat Natuna, ia juga berpesan agar tetap menjaga protokol kesehatan, imunitas tubuh dengan mengonsumsi makanan bergizi dan olahraga.
"Karena siapapun dapat terpapar. Bahkan, pasien yang sudah sembuh pun berpotensi terpapar kembali jika tidak menjaga protokol kesehatan," ujarnya.