Sentani - KM Logistik Nusantara 2 (KM Lognus 2) yang dioperasikan PT Pelayaran Nasional Indonesia (PELNI) bersandar di Teluk Tanah Merah, Distrik Depapre, Kabupaten Jayapura, Papua, Selasa (26/1).
Kapal Lognus 2 yang berkapasitas 145 TEUs itu tiba membawa muatan sebanyak 21 kontainer berisikan bahan pokok dan penting yang terdiri atas 20 kontainer beras dan satu kontainer kecap untuk masyarakat di Kota dan Kabupaten Jayapura, serta masyarakat di Kabupaten Lainnya di Papua.
“Perjuangan Pemerintah Kabupaten Jayapura, akhirnya berhasil. Acara seremonial menyambut KM Lognus 2 di Pelabuhan Depapre dilakukan bertepatan dengan uji coba perdana pengoperasian Pelabuhan Depapre, Jayapura pada Rabu (27/1).
Acara dihadiri Bupati Jayapura Mathius Awoitauw, Staf Khusus Kepresidenan RI Deputi V, Staf Khusus Menteri Perhubungan, Direktur Usaha Angkutan Barang dan Tol Laut PT PELNI Yahya Kuncoro, beserta stakeholder lainnya,” ungkap Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Jayapura Alfons Awoitauw kepada NGK di Pelabuhan Depapre.
Bupati menjelaskan, beroperasinya Dermaga Depapre adalah salah satu bukti dari kebangkitan masyarakat adat dan Pemerintah Kabupaten Jayapura untuk memperpendek rentang distribusi bahan pokok ke daerah-daerah lain yang berdekatan dengan Kabupaten Jayapura.
Sementara itu, Staf Khusus Menteri Perhubungan Bidang Keamanan dan Kemaritiman, Buyung Lalana, SE menjelaskan, sandar KM Lognus 2 dan bongkar muat perdana di Pelabuhan Depapre, adalah perjuangan keras dari Bupati Jayapura.
“Hari ini merupakan hari yang sangat penting dalam sejarah Maritim Indonesia, karena telah hadir sebuah kapal dengan melintasi dari selatan Papua sampai ke utara Papua dan begitupun sebaliknya. Yang mana, merupakan bagian program strategis Nasional dari bapak Presiden Jokowi yaitu Tol Laut dengan trayek baru dengan tujuan konektivitas bagi wilayah Papua dan juga turunnya disparitas harga bagi masyarakat di wilayah-wilayah tertinggal, terdepan, terluar dan perbatasan (3TP),” ujar Buyung.
Menurutnya, sejak informasi surplus beras dari hasil pertanian Kelompok Tani Merauke yang mencapai 200 ribu ton pada analisa bulan Juli 2020 lalu dan juga komoditas lainnya di Kabupaten Jayapura seperti hasil pertanian kelapa sawit maupun perikanan, maka Pemerintah Pusat melalui Kementerian Perhubungan terus berkonsentrasi untuk dapat mendistribusikan hasil pertanian yaitu beras ke seluruh wilayah Indonesia agar terjadi keseimbangan dalam ketahanan pangan dan juga permintaan atau penawaran sesuai kebutuhan pasar.
“Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi terus bersama Kementerian/Lembaga lainnya bersinergi dan bekerjasama dengan seluruh stakeholder perhubungan, menyatakan pemikiran dan juga langkah dalam pelaksanaan distribusi tersebut melalui program strategis Nasional yaitu Tol Laut, termasuk dengan para operator agar implementasi program tersebut mencapai hasil dan manfaat yang sebesar-besarnya untuk kepentingan rakyat Indonesia khususnya Papua,” kata Buyung.
Buyung juga berharap ke depan, kehadiran KM. Logistik Nusantara 2 yang singgah di Pelabuhan Depapre dapat terus mengkonektivitaskan pemanfaatan jembatan udara atau penerbangan perintis, subsidi angkutan darat melalui Perum Damri, yang ke depannya diharapkan dapat menggerakkan roda perekonomian masyarakat dan percepatan ekonomi Nasional.
“Kementerian Perhubungan berharap dengan hadirnya kapal berukuran besar yang sandar atau singgah di Pelabuhan Depapre akan memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat terutama dalam mengurangi disparitas harga atau tingkat kesenjangan kemahalan di Kabupaten Jayapura serta mampu memberi peluang besar bagi banyak pihak termasuk penyerapan tenaga kerja,” kata Buyung.
Buyung juga mengapresiasi Pemerintah Daerah Kabupaten Jayapura khususnya OPD melalui instansi terkait dalam hal ini Dinas Perhubungan, Dinas PU, KSOP Kelas II Jayapura dan Distrik Navigasi Kelas I Jayapura, yang dalam penyelenggaraan proses perdana T-19 tahun 2021 walau masih dalam suasana pandemi Covid-19 yang melanda dunia maupun negara Indonesia, dapat mampu mengkonsolidasi seluruh komponen dalam penyiapan infrastruktur sarana dan prasarana, pengembangan komoditi daerahnya yang menjadi andalan sebagai muatan berangkat maupun muatan balik pada kontainer serta ruang muat yang tersedia.
“Saya memberi apresiasi yang tinggi dan juga ucapan selamat bagi para operator kapal PT. Pelni, baik Cabang Jayapura termasuk Nahkoda KM. Logistik Nusantara 2 Capt. Wilson Maparipe, KKM beserta kru-nya yang terus melayani daerah-daerah perintisan penyelenggaraan program Tol Laut dan juga perusahaan bongkar muat PT. SBN Jayapura yang mampu mensosialisasikan pelayanan untuk melayani bongkar muat dengan membimbing masyarakat pada layanan aplikasi Sistem Informasi Tol Laut,” ucapnya.
“Kemudian apresiasi dan juga penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Masyarakat Adat Jayapura yang mendukung penyelenggaraan Tol Laut serta pengoperasian Pelabuhan Depapre dengan maksimal,” tukas Buyung Lalana.
Sementara itu di tempat yang sama, Staf Ahli Multi Moda Transportasi Kementerian Perhubungan RI Dr. Ir. Cris Kuntadi menyampaikan, setelah pihaknya mendatangkan kapal kontainer berbobot besar itu tentunya pihaknya sudah membangun dermaga Tol Laut.
“Jadi kalau konsep project, harapannya kita akan terus berjalan sampai masyarakat Papua itu sejahtera. Tadinya Tol Laut itu hanya dari Jawa atau Sulawesi ke Papua dan sekarang kita bangun yang T-19 ini dari Papua ke Papua yakni, dari tempat yang surplus ke tempat yang minus seperti di Merauke itu punya surplus beras, sedangkan di Jayapura itu kan defisit beras,” ujar Cris Kuntadi.
Sehingga daripada mereka kirim (beras) ke Jawa, kemudian kirim balik lagi ke sini itu kan namanya dua kali kerja, jadi hal itu yang selama ini terjadi. Mengapa seperti itu, karena di sini belum ada dermaga.
“Nah, sekarang dengan kita selesaikan dermaga ini, maka beras yang dari Merauke itu tidak perlu lagi ke Surabaya. Tapi, dengan adanya Tol Laut ini bisa langsung dari Merauke ke Jayapura sini. Dengan demikian, untuk angkutan yang surplus itu kita sudah coba atasi,” jelasnya.
Lebih jauh Cris Kuntadi mengatakan bahwa untuk kapal kontainer ini ada yang untuk bisnis atau komersil dan ada juga yang subsidi pemerintah seperti Tol Laut ini.
“Jadi kalau yang komersil itu adalah kapal itu menitip ada barang di mana, karena barang adanya di (Kota) Jayapura maka kapal itu ke Jayapura. Dan, kapal (komersil) itu tidak akan mungkin ke Depapre karena tidak ada barang,” katanya.
Lanjut Cris menyampaikan, pemerintah menyediakan Kapal Tol Laut dengan subsidi pemerintah agar ada kapal yang setiap periodenya itu bisa mondar-mandir seperti dari Merauke ke Depapre.
“Jadi kapal kontainer yang rutin ke Depapre ini adalah kapal yang sudah disubsidi pemerintah, sedangkan yang tidak disubsidi pemerintah itu tetap di pelabuhan yang di (Kota) Jayapura sana,” paparnya.
Cris Kuntadi juga menyampaikan bahwa dengan keberhasilan penyandaran kapal yang berukuran besar dan rutin sandar di Pelabuhan Depapre, pihaknya berharap masyarakat sudah bisa berpikir produk atau komoditas unggulan daerahnya yang bisa dipasarkan ke daerah lain.
“Misalnya, di sektor peternakan kita punya sapi banyak yang lebih dikembangkan lagi, kemudian apakah dipotong di sini atau tidak dipotong langsung dijual ke daerah lain. Kalau memang dipotong di sini, nanti dari pihak PT. Pelni itu akan menyediakan kontainer yang ada pendinginnya. Jadi di sini dipacking lalu masuk ke kontainer pendingin, setelah itu langsung dikirim ke tempat lain,” tutupnya.
Sementara itu, Direktur Usaha Angkutan Barang dan Tol Laut PT. PELNI Yahya Kuncoro, menyatakan, pelayaran KM Lognus 2 ini merupakan pelayaran perdana Kapal Tol Laut yang masuk di Pelabuhan Depapre. Sebelumnya, kapal ini juga sandar di Pelabuhan Kokas dan Pelabuhan Korido. "Sebagai operator Kapal Tol Laut yang ditunjuk oleh Kementerian Perhubungan, PELNI berkomitmen penuh untuk melayani masyarakat 3TP dalam mendistribusikan Bapokting (bahan pokok dan penting) sehingga terbentuk kesetaraan harga serta pemerataan distribusi Bapokting di Indonesia," ungkap Yahya.
Yahya juga mendorong masyarakat serta Pemerintah Daerah untuk memanfaatkan Kapal Tol Laut guna mengangkut muatan hasil alam dari Jayapura agar dapat dipasarkan di Jawa Port, sehingga diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi daerah setempat. "PELNI siap untuk terus mendukung konektivitas dan pendistribusian barang dari dan ke timur Indonesia melalui armada barangnya dengan jadwal pelayaran yang tetap dan teratur," tukas Yahya.
Menurut Perpres 71/2015, muatan yang diperbolehkan diangkut dengan Kapal Tol Laut terdiri atas kategori kebutuhan pokok hasil pertanian seperti beras, kedelai, cabai, dan bawang merah; kebutuhan pokok hasil industri (gula, minyak goreng, tepung terigu); kebutuhan pokok hasil peternakan dan perikanan (daging sapi, daging ayam, telur, ikan segar); barang penting (benih, pupuk, gas elpiji 3kg, triplek, semen, besi baja, baja ringan) dan barang lainnya (air mineral, bawang putih, garam, obat-obatan dan lain sebagainya).
Untuk itu, trayek Kapal Tol Laut - KM Lognus 2, memiliki trayek T-19 dengan rute Merauke - Kokas - Sorong - Biak/Korido - Depapre/Jayapura - Sorong – Merauke. Wilayah-wilayah yang dilayari oleh KM Lognus 2 adalah wilayah untuk Papua bagian utara sampai Papua bagian selatan.