Gubernur Khofifah Minta Pasien Positif COVID-19 Masuk Isoter

Surabaya - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meninjau fasilitas isolasi terpusat (isoter) di Asrama Haji Surabaya, Senin (7/2). Dalam kesempatan ini, gubernur minta masyarakat yang positif COVID-19 masuk fasilitas Isoter yang ada di setiap daerah.

Sebagaimana diketahui, kasus COVID-19 di Jatim melonjak drastis dalam dua pekan terakhir. Berdasarkan data Satgas COVID-19 Jatim, per kemarin, pertambahan kasus mencapai 2.218 orang. Sehingga, kasus aktif saat ini di Jatim mencapai angka 6.028 atau sekitar 1,46 persen dari keseluruhan kasus. Di sisi lain, kasus meninggal Jatim mencapai angka 29.792 dengan penambahan 7 orang atau 7,24 persen.

Dengan peningkatan kasus yang signifikan, Gubernur Khofifah menganjurkan masyarakat untuk tak lagi isolasi mandiri melainkan menjalani isolasi di isoter terdekat yang disediakan pemerintah.

Seperti di Asrama Haji Surabaya ini, di bawah pengelolaan Pemkot Surabaya, ada sebanyak 432 bed di isoter ini. Isoter ini disediakan bagi masyarakat terpapar COVID-19 dengan tanpa gejala sampai gejala ringan.

"Ini tempatnya sangat nyaman, jadi untuk masyarakat Surabaya Raya dengan gejala ringan atau tanpa gejala, jangan datang ke rumah sakit tapi datanglah ke isoter-isoter ini. di tempat ini, kondisi pasien bisa lebih terkontrol, sehingga kalau gejalanya meningkat, bisa langsung dirujuk ke RS terdekat," tegasnya.

Jika dilihat di lapangan, isoter Asrama Haji menyediakan fasilitas layaknya hotel. Setiap kamar telah disediakan tiga bed dan satu kamar mandi. Di dalam kamar terdapat satu unit televisi dan juga lemari es. Di setiap kamar juga telah terlengkapi pendingin ruangan.

Tidak hanya itu, di Asrama Haji juga telah disediakan fasilitas pasien bagi yang bergejala sedang. Lengkap dengan oksigen dan juga nakes yang sudah standby. Sementara ini, diketahui sudah ada 204 bed yang telah diisi pasien COVID-19 di Asrama Haji.

"Ini tempatnya keren sekali. Pelayanannya juga sangat bagus dan siap reaktivasi. Dengan ini, kami berharap agar bisa membantu proses recovery dan menjaga pasien tetap dalam kondisi baik," ucapnya.

Gubernur berpesan agar pasien terkonfirmasi COVID-19 dengan gejala ringan maupun tanpa gejala bisa berobat ke isoter dan bukannya rumah sakit rujukan. Mengingat, hal tersebut dapat mengurangi beban RS yang berfokus pada pasien gejala sedang dan berat.

Selain itu, gubernur meminta agar pemerintah bisa bersiap menghadapi lonjakan kasus yang diperkirakan jatuh pada akhir Maret mendatang. Dikatakannya, pemerintah terus meningkatkan testing, tracing, dan treatment (3T) serta pelayanan kuratif lainnya.

"Seperti yang diprediksi oleh Kementerian Kesehatan bahwa 25 Maret nanti adalah puncak melonjaknya COVID-19 untuk semua varian. Maka tugas pemerintah adalah meningkatkan 3T. Selain itu, ada tiga hal lain yang harus dipersiapkan, yakni kesiapan rumah sakit, isoter, juga kerelawanan untuk PPKM Mikro," jelasnya.

Ia meminta, masyarakat bekerjasama memutuskan rantai penyebaran COVID-19 dengan memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak aman, menghindari kerumunan, serta membatasi mobilisasi.

Turut hadir pada kegiatan hari ini, Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta, Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Nurcahyanto, Kajati Mohammad Dhofir dan  Pangkoarmada II Surabaya Iwan Isnurwanto, serta Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi.