Takengon - Setelah beberapa bulan tanpa kasus (zero case) COVID-19 di Kabupaten Aceh Tengah, hari ini (29/7), rekor itu akhirnya pecah.
Kasus positif COVID-19 pertama terkonfirmasi di Kabupaten Aceh Tengah menimpa seorang dokter dan perawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Datu Beru Takengon.
Kepastian tentang konfirmasi kasus positif COVID-19 pertama di Aceh Tengah itu disampaikan oleh Direktur RSUD Datu Beru Takengon Hardi Yanis, dalam laporannya kepada Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Kabupaten Aceh Tengah.
“Benar, seorang perawat dan dokter di RSUD Datu Beru terkonfirmasi positif COVID-19, setelah kita terima hasil pemeriksaan swab yang dilakukan di Banda Aceh terhadap 10 tenaga medis. Pasien terkonfirmasi positif ini sudah kami tangani sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) yang berlaku,” ungkap Hardi Yanis.
Menurut Hardi, kasus positif yang pertama kali terjadi di Aceh Tengah ini terkait dengan pasien COVID-19 berinisial BS di Kabupaten Bener Meriah yang sebelum dinyatakan positif berdasarkan hasil laboratorium swab, pernah berkunjung ke RSUD Datu Beru untuk menjenguk bibinya yang dirawat di rumah sakit tersebut.
“Beberapa waktu lalu, BS pasien yang belakangan dinyatakan positif COVID-19 dari Bener Meriah ini memang ada menjenguk makcik (bibi)nya yang sedang dirawat. Pihak kami sebenarnya sudah melarang berkunjung, tetapi yang bersangkutan menggunakan berbagai cara untuk bisa masuk,” lanjut Hardi Yanis.
Setelah dilakukan tracking, ternyata saat BS masuk keruangan rawat inap yang juga terdapat perawat yang keluar masuk ruangan. Setelah ada informasi bahwa BS dinyatakan positif COVID-19 dan pernah berkunjung ke RSUD Datu Beru, maka pihaknya langsung melacak ruangan serta perawat yang bertugas pada saat BS datang menjenguk bibinya.
“Hasil tracking kami, ada 10 tenaga medis yang ditengarai terlibat kontak tidak langsung dengan BS, kemudian mereka kita tes swab, dan hari ini sudah keluar hasilnya. Dua orang tenaga medis, seorang dokter dan seorang perawat dinyatakan positif COVID-19 berdasarkan hasil pemeriksaan swab di laboratorium Balitbangkes Aceh,” papar Hardi.
Hardi merasa terpukul dengan adanya kasus positif COVID-19 yang menimpa tenaga medisnya ini. Dirinya meminta semua pihak untuk meningkatkan kewaspadaan dengan mematuhi protokol kesehatan dan melaporkan diri kepada petugas jiga merasa pernah terlibat kontak fisik dengan pasien terkonfirmasi positif.