Buton - Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara, segera memiliki asrama terpadu. Asrama tersebut mulai dibangun setelah Bupati Buton La Bakry meletakan batu pertama di Kelurahan Awainulu, Kecamatan Pasarwajo, Senin (28/9).
Peletakan batu pertama pembangunan asrama terpadu tersebut dihadiri oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Buton Mansur beserta jajarannya, sejumlah Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan tokoh agama.
Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Buton Mansur mengatakan, pembangunan gedung asrama terpadu MAN 1 dirintis sejak tahun lalu dan baru bisa direalisasikan tahun ini.
"Dari 17 kabupaten/kota, Kabupaten Buton masuk pada skala prioritas. Jadi selain Kota Kendari yang diprioritaskan berikutnya adalah Buton," katanya.
Menurutnya, pembangunan asrama terpadu ini sebagai bentuk perhatian pemerintah melalui Kemenag guna meningkatkan kualitas pendidikan. Sekaligus untuk memperkuat pergolakan peradaban Islam yang ada di Buton.
"Pada tahun ini kita koneksikan semuanya sehingga nanti ketika sudah terbentuk perguruan tinggi Islam di Jazirah Kepulauan Buton basis kebawahnya sudah kuat, nilai-nilai keagamaannya sudah kuat, sekaligus kita memperkuat peradaban Islam yang dulunya sudah ada," pungkasnya.
Pembangunan gedung asrama terpadu atau gedung Ahad ini terdiri dari tower satu untuk asrama putri, tower dua untuk asrama putra dan tower tiga untuk laboratorium. Kapasitas satu tower bisa menampung santri sampai 40 orang.
Di Buton, ujarnya, untuk proyek asrama terpadu selain di Kabupaten Buton ada juga di Buton Tengah, Buton Selatan, Kota Baubau dan Wakatobi.
"Ketika empat daerah ini terkoneksi dengan baik maka ide masyarakat untuk membangun perguruan tinggi Islam akan semakin kokoh," sambungnya.
Di tempat yang sama, Bupati Buton La Bakry menyambut baik upaya-upaya pembangunan-pembangunan yang dilakukan oleh Kementerian dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di bumi penghasil aspal tersebut.
Bakry berharap dengan adanya asrama terpadu MAN 1 Buton ini bisa menjadi tempat amal jariyah buat masyarakat, sehingga kedepannya Kabupaten Buton mempunyai banyak stok para Hafids yang berkualitas dan memadai.
"Tentu kalau banyak penghafal Al Quran daerah kita ini akan menjadi daerah yang bertakwa, itu harapan saya," ucapnya.
Mengenai rencana pembangunan Perguruan Tinggi Islam di Kabupaten Buton, Bakry sangat merespons positif.
Menurutnya, Pemkab Buton sudah menyiapkan lahan sekitar 10 hektar lebih di Desa Kaumbu (Galanti).
"Persoalan Perguruan Tinggi Islam, Insya Allah saya tinggal koordinasi saja, kalau butuh lahan nanti kita koordinasikan kita carikan lahan yang lebih luas," ujarnya.